02.44 -
Biografi Tokoh,Sejarah Islam
No comments
Ibnu Rusyd, Ilmuwan Besar dari Cordoba
Patung Ibnu Rusyd di Cordoba, Spanyol |
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin
Rusyd, lebih dikenal dengan Ibnu Rusyd. Ia lahir di Cordoba, Andalusia pada
tahun 1126 M.
Minatnya pada ilmu pengetahuan sangat besar, sampai-sampai
disebutkan bahwa sejak dewasa, Ibnu Rusyd tidak pernah absen dari kegiatan
membaca dan keilmuan kecuali pada malam ayahnya meninggal dan malam pertama
pernikahannya.
Pendidikan awalnya ditempuh di Cordoba. Di kota pusat
peradaban dan ilmu pengetahuan ini dia belajar tafsir, hadits, fiqih,
ushuluddin, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, logika, filsafat, dan
kedokteran.
Setelah menamatkan pendidikannya, pada 1159 M, ia dipanggil
oleh Gubernur Sevilla untuk membantu reformasi pendidikan di sana. Pada tahun
1169 M, ia diangkat menjadi hakim di Sevilla. Pengangkatan ini karena ilmunya
yang luas dalam bidang hukum (fiqih) di samping kedekatannya dengan khalifah.
Ibnu Rusyd sangat mumpuni dalam bidang hukum dan menjadi orang
yang paling ahli dalam soal khilafiyah
(perbedaan pendapat) di zamannya. Bidayatul Mujtahid, bukunya yang ia tulis
pada 1168 M menguraikan tentang sebab-sebab munculnya perbedaan pendapat dalam
hukum (fiqih) dan alasannya masing-masing. Bukunya itu dinilai sebagai karya
terbaik di bidangnya.
Setelah beberapa lama bertugas di Sevilla, Ibnu Rusyd
kembali lagi ke kota kelahirannya, Cordoba. Di sana ia diangkat sebagai hakim
agung pada tahun 1182 M. Namun, beberapa bulan kemudian ia pindah ke Marakesy
untuk menggantikan Ibnu thufail sebagai penasihat khalifah.
Di Marakesy inilah, Ibnu Rusyd mencurahkan ilmunya untuk
mendalami filsafat. Ulasan-ulasan panjangnya atas filsafat Aristoteles kebanyakan
ditulisnya ketika berada di Marakesy. Karena kehebatannya menjelaskan filsafat
Aristoteles, Dante Alighieri dalam bukunya “Divine Commedia”, memberi gelar
kepada Ibnu Rusyd sebagai “commentator”, sang pengulas filsafat Aristoteles.
Akan tetapi pada 1195 M, ia terkena mihnah, fitnah sehingga ia dibuang ke Lucena, di kepulauan
Atlantik. Kemudian buku-bukunya dibakar di depan umum dan pemikirannya tentang
filsafat dan sains dilarang untuk disebar luaskan, kecuali kedokteran dan
astronomi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Khalifah segera menarik
kembali Ibnu Rusyd dan mengembalikan nama baiknya.
Pada tahun 1198, Ibnu Rusyd meninggal dunia di Marakesy
dalam usia 72 tahun dan jenazahnya dibawa ke Cordoba untuk dimakamkan di sana.
Ibnu Rusyd banyak menghasilkan karya tulis. Setelah
diteliti, karya-karyanya berhasil diidentifikasi berjumlah 78 buah judul buku,
meliputi 28 buah dalam bidang filsafat, 20 dalam bidang kedokteran, 5 buah
dalam bidang ushuluddin (teologi), 8 buah dalam bidang hukum (fiqih), 4 buah
dalam bidang astronomi, 2 dalam bidang sastra dan 11 buah dalam ilmu-ilmu
lainnya.
Karya-karyanya dalam bidang teologi di antaranya, “Al-Kasyf
‘an Manahij Al-Adillah fi Aqaid Al-Millah”, “Fashl Al-Maqal fima bainal Hikmah wa
Asy-Syariah min Al-Ittishal”. Dalam bidang hukum, karyanya yang paling terkenal
adalah “Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid”. Karyanya dalam bidang
astronomi antara lain “Maqalah fi Jirm As-Samawi” (Uraian benda-benda langit),
dan “Maqalah fi Harakah Al-Falak” (Gerak Langit).
Dalam bidang kedokteran, ia menulis buku berjudul
“Al-Kulliyat fi Ath-Thibb”, ensiklopedi kedokteran dalam tujuh jilid. Sedangkan
dalam bidang metafisika antara lain “Syarh Kitab Ma Ba’da At-Thabiah li
Aristhuthalis dan Maqalah fi ‘Ilm An-Nafs”.
Averroeisme di Eropa
Ibnu Rusyd memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran di
Eropa. Orang Eropa menyebutnya Averroes. Pengaruh Ibnu Rusyd memunculkan
gerakan Averroeisme di Eropa yang menuntut pembebasan dari belenggu taklid pemikiran
gereja. Dari gerakan Averroeisme inilah lahir reformasi di Eropa pada abad
ke-16 dan rasionalisme pada abad ke-17 M.
Beberapa buku karya Ibnu Rusyd beberapa kali dicetak di Eropa.
Antara lain di Venezia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Juga diterbitkan
di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg pada abad ke-16. Serta di Jenewa pada
abad ke-17.
Pengaruh-pengaruh peradaban Islam, termasuk pemikiran Ibnu
Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda Kristen Eropa yang belajar di
berbagai universitas Islam di Andalusia (Spanyol), seperti Universitas Cordoba,
Universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Selama belajar di Spanyol, mereka
aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Islam. Setelah menyelesaikan studi,
mereka kembali ke negeri mereka dan mendirikan sekolah atau universitas serupa.
Universitas pertama di Eropa.
0 komentar:
Posting Komentar