03.26 -
Kisah
No comments
Potongan-Potongan Kisah Awal Islam
“Selimuti aku! Selimuti aku!”
Kata Muhammad –shallallahu alaihi wa
sallam- ketika pulang ke rumah setelah didatangi oleh Malaikat Jibril di
Gua Hira. Beliau sangat ketakutan.
Khadijah lalu mendekapnya dengan
penuh kasih sayang. Dekapan yang mampu menghilangkan sebagian rasa takut dan
galaunya. Tak lama berselang ia pun berkata, “Tidak mungkin. Aku memohon agar
Allah melindungimu dari semua itu. Allah tidak akan melakukan hal itu kepadamu
karena engkau adalah orang yang jujur, terpercaya, berakhlak mulia, dan suka
menyambung tali silaturahmi.”
Beberapa hari berselang, Allah
menurunkan ayat-Nya sebagai tanda bahwa Islam harus disebarkan:
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, berilah peringatan.
Dan agungkanlah Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala
(perbuatan) yang keji.” (QS. Al-Muddatsir: 1-5)
Khadijah, adalah orang yang
pertama kali menerima dan mengikuti ajaran beliau shallallahu alaihi wa sallam. Disusul Ali bin Abi Thalib, anak
pamannya yang kala itu masih berusia 10 tahun. Lalu anak angkatnya, Zaid bin
Haritsah, yang dulunya dipanggil Zaid anak Muhammad. Demikian juga putri beliau
yang masih kecil: Zainab. Saat itu cahaya keimanan menerangi rumah tangga
mereka.
****
Di lain tempat, tepatnya di
Yaman, Abu Bakar bin Abi Quhafah dalam perjalanannya bertemu dengan seorang
lelaki tua yang mempelajari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Saat
itu orang yang hanif sangatlah jarang ditemukan, meskipun ada. Contohnya
Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah istri Nabi, yang tidak setuju dengan
keyakinan orang-orang Mekah pada umumnya, hingga dia memilih untuk memeluk
agama Nasrani. Lelaki tua itu mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa telah tiba
waktunya seorang nabi dari suku Quraisy muncul di Mekah. Ia pun sempat
menasehati Abu Bakar dengan nasehat yang sangat berharga, sangat tulus, “Jangan
pernah berpaling dari kebenaran. Berpegang teguhlah pada jalan yang benar dan
lurus. Takutlah kepada Allah dalam segala hal yang dianugerahkan-Nya kepadamu.
Setibanya di Mekah, Abu Bakar
mulai mendengar berita yang menjadi buah bibir sebagian penduduk Mekah. Tidak
lain berita tentang sahabatnya, Muhammad, mengaku sebagai seorang Nabi. Abu
Bakar segera menemui Nabi tersebut, yang tidak lain adalah teman karibnya.
Akhirnya ia bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam.
“Wahai Abu Bakar” kata
Rasulullah, “Aku adalah utusan Allah kepadamu dan kepada seluruh manusia. Maka
berimanlah kepada Allah.”
“Bukti apa yang engkau miliki?”
“Lelaki tua yang kau temui di
Yaman”
“Siapa yang memberitahumu tentang
itu?” kata Abu Bakar terkejut.
“Malaikat yang telah mendatangi
nabi-nabi sebelumku”
“Ulurkan tanganmu, Muhammad. Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulullah.” Katanya
mantap.
Memang ada beberapa versi tentang
masuk Islamnya Abu Bakar. Ini salah satu diantaranya.
Dalam sebuah riwayat, Nabi
bersabda di depan para sahabatnya: “Setiap orang yang kuajak memeluk Islam
pasti ragu dan penuh pertimbangan. Tetapi, tidak pada Abu Bakar. Ketika aku
mengajaknya, ia menerima tanpa sedikitpun ragu.”
Dengan keimanan yang kuat, Abu
Bakar mendakwahkan Islam kepada penduduk Mekah. Mula-mula, ada lima orang yang
masuk Islam berkat ajakannya, yaitu Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf,
Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah
–ridhwanullahi alaihim-.
****
Jauh di luar kota Mekah, berita
tentang agama baru telah sampai ke telinga pemuda dari suku Ghifar, namanya
adalah Abu Dzar. Sejak semula Abu Dzar memang membenci menyembah berhala.
Sangat tidak masuk akal menyembah tuhan yang dipahat oleh penyembahnya sendiri.
Akhirnya, ia menuju Mekah. Di sana dia bertemu dengan Ali bin Abi Thalib. Ali
mengajaknya bermalam di rumahnya. Abu Dzar bermalam selam tiga malam, dan dua
malam sebelumnya ia tidak bertanya apapun kepada Ali. Lalu, pada malam ketiga
Abu Dzar mengungkapkan tujuannya datang ke Mekah, yaitu menemui orang yang
disebut-sebut sebagai Nabi. Mendengar itu, Ali segera mengantarnya ke rumah
Rasulullah. Ketika tiba di rumah Nabi, Abu Dzar mengucapkan salam, “Assalamu
alaika, wahai Rasulullah” itulah salam Islam pertama kali dalam sejarah. Di
hadapan Rasulullah, Abu Dzar mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah masuk
Islam, pemuda Ghifar itu kembali ke kampungnya dan menyebarkan Islam di sana.
Alhamdulillah, berkat dakwahnya, banyak yang memeluk Islam.
****
Di tahun ketiga kenabian, ketika
dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi ada sebuah peristiwa. Ketika
itu, Sa’ad bin Abi Waqqash bersama beberapa orang yang telah memeluk Islam
keluar untuk melakukan shalat. Ternyata, beberapa orang kafir melihat mereka.
Mereka pun mencela dan mengejek Sa’ad bin Abi Waqqash dan yang lainnya sebagai
pengkhianat terhadap kepercayaan para leluhur hingga terjadi perkelahian. Dalam
perkelahian itu, Sa’ad bin Abi Waqqash memukul kepala seorang kafir Quraisy
hingga mengucurkan darah. Itulah pertama kali darah dicucurkan dalam Islam.
****
Suatu ketika, beberapa orang
sahabat Rasulullah berkumpul dan ngobrol.
Lalu mereka berinisiatif agar ada di antara mereka yang memperdengarkan
al-Qur’an kepada kaum musyrik Quraisy. Tak lama, berdiri Abdullah bin Mas’ud,
seorang pemuda yang termasuk paling awal masuk Islam. Sahabat yang lain
mencegahnya karena dia bukan dari suku Quraisy. Mereka takut orang-orang
Quraisy akan menyakitinya. Akan tetapi Abdullah bersikeras menjadi orang
pertama yang melakukan itu. Keesokan hari, Abdullah ke Masjidil Haram, ketika
itu orang-orang Quraisy sedang berkumpul di tempat-tempat perkumpulan mereka.
Abdullah duduk di Maqam Ibrahim lalu
membaca ayat dari surah ar-Rahman dengan suara keras. “(Allah) Yang Maha Pengasih; Yang telah megajarkan al-Qur’an. Dia
mencipatakan manusia; mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4).
Mendengar itu, orang-orang
musyrik segera mendatanginya dan memukul wajahnya. Abdullah tetap melanjutkan
bacaannya meskipun orang-orang itu terus memukulnya. Dengan wajah yang membiru
berkat pukulan dan tamparan, Abdullah kembali kepada sahabat-sahabatnya yang
beriman. Kata sahabatnya, “Inilah yang kami takutkan akan terjadi padamu.”
Bersambung……..
Demikian beberapa potongan kisah yang
sangat singkat mengenai beberapa orang Sahabat Nabi di awal-awal Islam. Dengan
perjuangan mereka, Allah memenangkan agama ini di atas semua agama.
Allah berfirman tentang mereka: “Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama
(masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang
besar.” (QS. At-Taubah: 100)