Selasa, 13 Juli 2021

Masjid Jin, Kisah Para Jin Masuk Islam

Di masa Rasulullah, para jin menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah dan berbaiat kepada beliau. Lokasi tempat para Jin berbaiat itu dibangun sebuah masjid yang dinamakan Masjid Jin.

Masjid Jin terletak di sebelah kiri jalan ke arah Pekuburan Ma’la, samping jembatan penyeberangan, Makkah. Masjid ini juga dinamakan Masjid Al-Bai’ah karena di tempat ini para jin berbaiat dan menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Kisahnya, serombongan Jin berasal dari Nasibain, sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Irak dan Suriah, sedang melakukan perjalanan. Di tengah perjalanan mereka mendengar bacaan Alqur’an dan mereka takjub dengan bacaan tersebut.

Ternyata saat itu, Rasulullah bersama beberapa orang sahabat sedang melaksanakan shalat berjamaah dan Rasulullah yang memimpin shalat. Beliau membaca surah Ar-Rahman, yang di dalamnya terdapat ayat yang berbunyi, “Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Para jin itu ikut bergabung dan duduk di belakang para sahabat yang sedang melaksanakan shalat. Ketika Rasululullah membacakan ayat surah Ar-Rahman itu, para jin berkata, “Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan.”

Seusai shalat, pemimpin jin itu mendatangi Rasulullah. Ia ingin mendengarkan ayat-ayat Alqur’an lebih banyak lagi. Maka pergilah para rombongan jin itu bersama Rasulullah ke suatu tempat. Kemudian Rasulullah membacakan ayat-ayat Alqur’an kepada mereka. Mereka pun memeluk Islam. Setelah menjadi muslim, rombongan jin itu pulang ke kampung mereka dan mulai mendakwahkan Islam kepada kau mereka.

Allah kisahkan dalam Alqur’an: “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alqur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”

Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alqur’an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Ahqaf: 29-32)

Jin Mukmin dan Kafir

Jin adalah salah satu makhluk yang diciptakan dari api, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27).

Mereka ada yang beragama Islam, ada yang Kristen, Hindu, Yahudi, bahkan Atheis. Mereka makan dan minum, dan melahirkan keturunan sama seperti manusia. Hanya saja manusia tidak bisa melihat wujud asli mereka.

Dalam hadits Muslim disebutkan Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah makan dengan tangan kanannya, dan apabila minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanannya. Karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” Ini menunjukkan bahwa setan, yang termasuk kalangan jin, juga makan dan minum seperti manusia.

Sebab Turunnya Ayat

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu menuturkan, “Sesungguhnya para jin turun untuk menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang saat itu sedang membaca Alqur’an di Bathn Nakhlah. Ketika mendengarkan Alqur’an mereka berkata kepada sesamanya, “Dengar dan perhatikanlah!” Mereka berjumlah sembilan jin, salah satunya adalah Zubiah (Zauba’ah).

Maka Allah menurunkan ayat “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alqur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqaf: 29).


Penulis: Mahardy Purnama