Minggu, 02 Juni 2019

Ayah Dapat Hidayah Sebab Putri Kecilnya



Syaikh Mahmud Al-Misri berkisah, ada seorang laki-laki yang tinggal di kota Riyadh, Arab Saudi. Ia adalah seorang ayah yang memiliki putri berusia lima tahun. Namun, ia sangat jauh dari Allah. Beberapa tahun belakangan ia tidak pernah masuk ke masjid, bahkan tidak pernah bersujud kepada Allah.

Laki-laki itu berkisah, “Dulu saya selalu begadang hingga pagi hari bersama teman-teman yang buruk akhlaqnya di tempat-tempat hiburan dan permainan. Saya meninggalkan istri dalam kesunyian, ia merasakan kesendirian, kesulitan, dan rasa sakit. Hanya Allah saja yang mengetahuinya. Istri shalihah dan berbakti itu telah lelah menghadapi saya. Ia terus memberikan nasihat dan mengarahkan saya, akan tetapi tidak ada hasilnya.

Pada suatu malam, saya kembali dari salah satu tempat begadang saya. Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Saya dapati istri saya dan putri kecil saya sedang terlelap di kamar. Saya menuju ruang sebelah untuk menghabiskan sisa-sisa malam dengan menonton film porno.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat putri kecilku yang berusia lima tahun keluar. Ia memandangku penuh keheranan. Ia lalu berkata kepadaku, “Ayah, jangan lakukan itu. Bertaqwalah kepada Allah.” Ia mengulanginya tiga kali. Setelah mengatakan itu, ia kembali ke kamar dan menutup pintu.

Mendengar perkataan putriku itu aku segera mematikan video, aku duduk dalam keadaan bingung. Kata-katanya terus berulang di telingaku, bahkan hampir membunuhku. Aku lalu masuk ke kamarnya tapi aku dapati dia telah tidur kembali.

Akut tidak tahu apa yang telah menimpaku saat itu. Hanya beberapa saat setelah itu terdengar suara muadzin dari masjid dekat rumahku memecah keheningan malam yang mencekam, ajakan untuk mendirikan shalat Subuh.

Aku berwudhu lalu pergi ke masjid. Sebenarnya aku tidak terlalu ingin melaksanakan shalat, hanya yang menyibukkanku dan mencemaskan perasaanku adalah kata-kata putri kecilku.

Shalat pun dilaksanakan. Ketika sujud, aku menangis histeris dalam sujudku. Aku tidak tahu sebabnya. Ini pertama kalinya aku sujud kepada Allah sejak tujuh tahun silam.
Saat pagi tiba, aku pergi bekerja. Temanku merasa heran mengapa aku datang cepat. Biasanya aku datang terlambat satu jam karena begadang sepanjang malam. ketika ia bertanya kepadaku tentang sebabnya, aku beritahukan kepadanya apa yang aku alami tadi malam. ia berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menundukkanmu, putri kecilmu telah membangunkanmu dari kelalaianmu. Ia tidak mengutus malaikat maut untuk mencabut ruhmu saat itu.”

Waktu shalat Zhuhur pun tiba. Aku sangat lelah karena belum tidur sejak semalam. Aku meminta kepada temanku agar mengerjakan pekerjaanku. Kemudian aku pulang ke rumah untuk beristrahat. Aku sangat rindu ingin melihat putri kecilku yang telah menjadi penyebab aku mendapat hidayah, kembali kepada Allah.”

Ketika sampai di rumah, aku dapati istriku berdiri di depan pintu rumah tidak seperti biasanya. “Kami terus menghubungimu, tapi kami tidak menemukanmu. Kamu dari mana saja?” tanya istriku. “Aku dari masjid tempat aku bekerja, apa yang terjadi?”jawabku. Istriku lalu berkata, “Putri kita telah meninggal dunia.”

Aku tidak kuasa menguasai diriku, aku menangis keras. Aku kembali mengingat kata-katanya, “Ayah, jangan lakukan itu. Bertaqwalah kepada Allah. Ayah, jangan lakukan itu, bertaqwalah kepada Allah.”

Aku menelepon temanku, aku kabarkan kepadanya bahwa putriku yang Allah jadikan sebagai penyebab aku keluar dari kegelapan menuju cahaya, telah meninggal dunia.
Di pemakaman, saat aku meletakkannya di makamnya, aku berkata kepada orang-orang di sekeliling, “Aku tidak mengubur putriku. Aku mengubur cahaya yang telah menerangi jalanku menuju Allah. Putriku ini, Allah telah menjadikannya sebagai penyebab aku mendapat hidayah. Aku memohon kepada Allah agar mempertemukanku dengannya di dalam surga-Nya.” Orang-orang yang berada di sekitar menangis mengingat putri kecil yang penuh berkah itu.