Minggu, 24 Maret 2019

Fathimah Az-Zahra



Fathimah putri Rasulullah merupakan satu sosok wanita terbaik dalam sejarah Islam. Rasulullah pernah bersabda bahwa Sebaik-baik wanita di semesta alam ada empat, di antara mereka adalah Fathimah binti Muhammad.

Rasulullah hidup bersama Fathimah tidak lebih dari lima belas tahun, dan Fathimah akhirnya wafat hanya enam bulan setelah wafatnya Rasulullah dalam usia dua puluh lima tahun. Bukan rahasia lagi jika Fathimah adalah putri kesayangan Rasulullah. Bentuk cinta dan sayang Rasulullah pada putrinya itu dapat dilihat setiap kali Fathimah mendatangi beliau, beliau selalu bangkit untuk menyambutnya lalu menggamit lengannya sembari mempersilahkannya duduk di samping beliau. Dengan hangat Rasulullah akan bertanya soal ini itu kepada Fathimah. Dan ketika putri beliau itu mohon diri, Rasulullah akan bangkit mengantar kepergiannya dengan santun.

Suatu ketika Ali bin Abi Thalib berniat menikahi putri Abu Jahal yang sudah memeluk Islam. Hanya saja, pernikahan tersebut tampaknya akan menyakiti Fathimah. Pada saat itu, Ali sama sekali tidak menyangka Fathimah akan keberatan dengan rencananya menikahi putri Abu Jahal. Fathimah menghadap Rasulullah dengan wajah muram menyampaikan apa yang terjadi.

Mendengar keluhan putrinya, Rasulullah langsung menuju mimbar Masjid Nabawi dan berkhutbah, “Sesungguhnya Bani Hisyam bin Mughirah telah memohon izin kepadaku untuk menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Tapi aku tidak mengizinkan mereka, aku tidak mengizinkan mereka, aku tidak mengizinkan mereka. Kecuali jika Ali bin Abi Thalib mau menceraikan putriku dan menikahi putri mereka. Sesungguhnya putriku adalah bagian dari diriku. Semua yang menyenangkannya, pasti menyenangkan aku, dan semua yang menyakitkan baginya, pasti menyakitkan aku.” Ali bin Abi thalib yang ikut mendengarkan khutbah Rasulullah tersebut langsung mengurungkan niatnya menikahi putri Abu Jahal.

Jika saja Rasulullah mencintai putrinya sedemikian besarnya, sudah selayaknya umat yang mengaku mencintai beliau untuk mencintai putri beliau beserta Ahli Bait. Mencintai Fathimah sama dengan mencintai Rasulullah. Sebaliknya membenci Fathimah beserta ahli Bait beliau sama saja membenci Rasulullah.

Mempersiapkan Kehidupan Akhirat

Rasulullah adalah sosok yang selalu mengutamakan kehidupan kekal di akhirat. Dan itulah yang ia ajarkan kepada anak-anak beliau, termasuk kepada Fathimah. Suatu ketika Rasulullah melihat di leher Fathimah melingkar seuntai kalung emas. Ia pun berkata, “Wahai Fathimah, apakah kau

senang jika orang-orang berkata bahwa putri Rasulullah sedang memegang sebuah kalung dari api neraka?” Setelah berkata, Rasulullah langsung pergi meninggalkan Fathimah tanpa duduk sama sekali. Fathimah lalu membawa kalung emas itu ke pasar dan menjualnya. Uang hasil penjualan itu ia gunakan untuk memerdekakan seorang budak. Ketika hal itu sampai ke telinga Rasulullah, ia bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan Fathimah dari api neraka.”


Sebenarnya, tindakan Fathimah menggunakan perhiasan emas bukanlah suatu yang haram. Tapi, rupanya Rasulullah ingin menjaga agar putrinya tetap berada di lingkaran para muqarrabun. Di sisi lain, ia juga mengingatkan Fathimah untuk tidak terlalu memedulikan kehidupan dunia. Rasulullah sangat menginginkan agar Fathimah menjadi teladan bagi umat dengan posisinya sebagai ibu para Ahli Bait.