Kamis, 18 Februari 2016

Islam di Australia

Islam Masuk ke Australia

Islam masuk ke Australia pada tahun 1850 M. Penguasa setempat mendatangkan sejumlah imigran untuk membuka daerah-daerah sahara di Australia, maka berdatanganlah orang-orang dari Afganistan, Iran, dan Pakistan. Mereka kemudian membangun masjid-masjid dan melakukan perdagangan dengan amanah serta menyebarkan Islam. Kedatangan mereka merupakan rombongan gelombang pertama.1

Gelombang kedua adalah hijrahnya umat Islam dari sejumlah negara dalam fase yang berbeda-beda dimulai pada tahun 1915 M. Kedatangan mereka umumnya adalah untuk mencari pekerjaan. Jumlah kaum Muslimin di negeri ini semakin bertambah akibat dari hijrah ini.2
Pada tahun 1924 pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan Islam. Kemudian setelah berakhir Perang Dunia II, orang-orang Yugoslavia yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistic tahun 1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang yang 1% nya (132.000) beragama Islam.3

Perkembangan Islam di Australia

Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat setelah Kristen, Atheis, dan Budha. Menurut sensus tahun 2006, sekitar 340.392 atau 1,71% dari penduduk Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan, masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan dengan teman non-Muslim di Australia maupun di luar negeri.4

Dalam melakukan aktifitas ibadah, Muslim di Australia memilik sekitar 85 masjid dan 50 mushalla. Di samping itu di beberapa daerah yang jauh dari masjid, beberapa Muslim berinisiatif menyewa gedung untuk dijadikan tempat shalat Jum’at.

Secara individual biasanya umat Islam Australia mempunyai masalah dalam melakukan aktifitas ibadah shalat pada saat hari kerja, yang paling banyak mengalami masalah adalah pada saat pelaksanaan shalat Jum’at. Apabila menghadapi masalah sulitnya melaksanakan shalat Jum’at, sebagian Muslim memilih keluar dari tempat kerja atau mengorganisir beberapa Muslim yang berdekatan tempat kerjanya untuk melaksanakan shalat Jum’at. Sedangkan yang lain memilih meninggalkan shalat Jum’at.5

Kegiatan keagamaan di Australia cukup semarak. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya majelis taklim atau kelompok-kelompok pengajian yang ada. Bahkan beberapa gerakan Islam cukup aktif terlihat melakukan berbagai aktifitas.

Perkembangan Islam di Australia sudah merambah ke kalangan masyarakat Aborigin, suku asli Benua Kanguru tersebut. Makin meningkatnya jumlah orang Aborigin yang memeluk Islam menjadi fenomena tersendiri, meskipun jumlah peneliti memperdebatkan perihal makin meluasnya pengaruh agama Islam dan alasan-alasan orang-orang Aborigin yang memilih memeluk Islam.

Dalam pertemuan organisasi Society for the Scientific Study of Religion di Baltimore tahun 2011 lalu, sejumlah peneliti dari Religioscope memaparkan kertas kerja mereka tentang pernyataan media dan komunitas Muslim di Australia yang menyebutkan bahwa makin meningkatnya pemeluk Islam di kalangan masyarakat Aborigin, terutama di kalangan anak mudanya merupakan kebangkitan Islam yang melanda suku Aborigin.6

Namun, laporan sejumlah pakar sosiologi menyebutkan, menurut sensus tahun 1996, 2001, dan 2006 makin banyak orang Aborigin yang memilih tidak beragama dibandingkan yang masuk Islam.
Persentase orang Aborigin yang menyatakan beragama Islam lebih sedikit (0,22%) dibandingkan jumlah seluruh Muslim di Australia (1,7%). Populasi Aborigin yang memeluk Islam juga bervariasi dan kebanyakan kaum lelaki.

Perkembangan Masjid

Pada abad ke-20 M perkembangan masjid-masjid di Australia cukup menggembirakan karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri. Tahun 1907 didirikan masjid yang indak oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin. Pada tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center di bawah pimpinan Fethi Seit Mecca. Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan Imam Haji Abdul Lathif. Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia. Kemudian di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollar Amerika.7

Sarana Pendidikan

Di Brisbane didirikan Quesland Islamic Society untuk menyadarkan anak-anak Muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon, dan Australia. Kemudia di Goulbourn didirikan Goulbourn College of Advanced Education, yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master.

Organisasi-Organisasi Islam

Di Australia ada beberapa organisasi keislaman, di antaranya adalah Australian Federation of Islamim Councils (AFIC) merupakan himpunan dewan-dewan Islam Australia berpusat di Sidney. Lalu ada Federation of Islamic Societies yang merupakan Himpunan Masyarakat Muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat Muslim local dan 9 dewan Islam negara-negara bagian. Moslem Student Asociation yaitu himpunan mahasiswa Muslim yang menerbitkan majalah ‘Al-Manaar’ berbahasa Arab, Australia, dan Inggris. Ada juga organisasi Muslimah bernama Moslem Women’s Center yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum Muslimin yang baru datang ke Australia dan bahasa Inggrisnya kurang lancar.8

Oleh: Mahardy Purnama

1 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX (Cet.8, Jakarta: Akbar Media, 2010), h.556


2 Ibid.


5 http://infodakwahislam.wordpress.com/2013/01/08/perkembangan-islam-di-australia/


6 http://forum.muslim-menjawab.com/2011/01/13/perkembangan-islam-di-australia-sudah-merambah-ke-masyarakat-aborigin/


0 komentar:

Posting Komentar