Istana Para Sultan di Tepi Selat Boshporus
Dinasti Utsmaniyyah yang berkuasa di Turki selama ratusan
tahun meninggalkan banyak peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya.
Istana Dolmabahce salah
satu di antaranya.
Dolmabahce
Palace atau dalam bahasa Turki Dolmabahce Sarayi terletak di distrik Besiktas,
tepi bagian Eropa Selat Bosphorus, Istanbul-Turki. Istana yang memiliki luas
sekitar 45.000 meter persegi ini merupakan hasil rancangan tiga arsitek asal
Armenia, yaitu Garabet Balyan, Nigogayos Balyan, dan Evanis Kalfa. Pembangunan
istana ini atas perintah Sultan Abdul Majid I, penguasa ke-31 Dinasti
Utsmaniyah.
Istana
Dolmabahce dulunya menjadi tempat kediaman resmi enam penguasa Dinasti
Utsmaniyah pada tahun 1856 sampai 1923 M. Sebelum Dolmabahce, para penguasa
Dinasti Utsmaniyah tinggal di Istana Topkapi.
Pembangunan
istana yang memadukan antara model arsitektur Eropa dan model arsitektur Turki
Utsmaniyah ini menghabiskan biaya yang sangat besar, yakni senilai 35 ton emas
atau setara dengan lima juta pound emas. Sebelum membangun istana di lokasi
ini, telah ada sebuah tempat peristrahatan Sultan Salim I.
Istana Dolmabahce
terdiri atas tiga bagian utama. Pertama, ruang khusus yang diperuntukkan bagi
kaum pria yang dalam bahasa Turki disebut “Mabeyn-I Humayun” atau “Selamlik”.
Kedua, ruang khusus untuk menyambut negarawan dalam upacara kenegaraan yang
penting, yang dalam bahasa Turki disebut “Muayede Salonu”. Di dalam ruang
Ceremonial Hall, terdapat lampu kristal hadiah dari Ratu Victoria. Lampu
kristal itu terdiri dri 750 lampu dengan
berat 4,5 ton. Dan ruang yang ketiga,
ruang harem yang dikhususkan untuk keluarga kesultanan yang dalam bahasa Turki
disebut “Harem-i Humayun”.
Di dalam
istana ini terdapat 285 kamar dan juga tangga yang disebut dengan crystal staircase. Tangga berbentuk dua
tapal kuda yang dihampari karpet dari kulit beruang ini merupakan hadiah penguasa
Rusia yang dibuat dari kristal, tembaga, dan kayu mahoni. Mungkin, karena
mengikuti model istana Versailles di Paris, di istana yang memiliki 46 aula, 68
kamar kecil dan 6 pemandian ini ditiadakan dekorasi kaligrafi ayat-ayat
Alqur’an seperti halnya di Istana Topkapi.
Keluar dari
istana di halaman bagian belakang Nampak pemandangan laut selat Bosphorus tepat
di depan mata. Pemandangan lepas ke laut dan taman pada sisi samping bangunan
istana ini menambah menarik suasana lingkungan istana. Berbeda dengan istana
Versailles di Paris meskipun memiliki taman luas dan indah tapi tidak ada
pemandangan lautnya.
Dijadikan Museum
Istana
Dolmabahce pertama kali didiami oleh Sultan Abdul Majid I, sultan ke-31 Dinasti
Utsmaniyah yang berkuasa pada tahun 1839 sampai 1861 M. Setelah Dinasti
Utsmaniyah runtuh, Istana Dolmabahce
menjadi milik Republik Turki. Mustafa Kemal Ataturk, penguasa Turki
setelah berakhirnya Dinasti Utsmaniyah sekaligus presiden Republik Turki
Sekuler pertama, menjadikan istana ini sebagai tempat kediamannya.
Ketika
menderita penyakit mematikan, Mustafa Kemal dirawat di istana ini. Ruangannya dikenal
dengan nama Ataturk’s Room. Mustafa
Kemal meninggal di istana ini pada tanggal 10 November 1938 pada pukul 09.05.
Di istana ini semua jam diberhentikan pada jam 09.05 untuk mengenang
meninggalnya Bapak Sekuler Turki itu.
Sejak tahun
1984 sampai dengan hari ini, Istana Dolmabahce menjadi museum dan masih sering
digunakan untuk berbagai acara kenegaraan, seperti konferensi dan sebagainya.
Tidak sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengunjungi istana
bersejarah di Turki ini. Keindahannya yang menyerupai Istana Versailles di
Paris menjadi daya tarik tersendiri.