|
Bom Atom Hiroshima 1945 |
Tidak jarang kita
temukan status di medsos yang merendahkan Islam sebagai agama yang kolot dan jauh dari peradaban maju. Isinya cuma shalawat, zikir, dan semisalnya. Sebaliknya mereka meagung-agungkan peradaban dan sains Barat. Yang lucunya, kadang ditulis oleh orang yang
mengaku sebagai Islam. Karena kagum (apa minder?) dengan kemajuan Sains dan
teknologi Barat, agamanya yang jadi sasaran (Islam) buli. Untuk membahas
kemunduran dunia Islam dan kemajuan Barat mestinya harus fair, harus dengan
kepala jernih, hati yang tenang. Jangan karena terlanjur benci seorang atau
oknum, malah menyerang Islamnya, asal lagi.
Perlu diketahui,
Barat maju dari sisi sains dan peradaban seperti sekarang ini tidak dengan
mengedipkan mata. Butuh waktu panjang antara awal munculnya para seniman
Firenze di Italia sebagai awal Renaisans Eropa (Abad 14) dengan masa James Watt
mematenkan mesin uap (1780) yang kelak mampu menggerakkan kereta pertama kali puluhan
kilometer dari Liverpool ke Manchester (1830) sampai kemudian masa fisikawan Einstein
(Abad 20) mengemukakan formula terkenalnya E=MC2 yang dengannya bom atom
tercipta. Butuh 4-5 Abad bagi Barat untuk menjadi negara maju dan modern.
Sekarang kita
lihat dunia Islam. Sejak Kesultanan Usmani mengambil alih Konstantinopel, Islam
terus mengalami kemunduran, sampai akhirnya bangsa Barat menjajah dari abad
16-20. Dunia Islam baru kembali berbenah setelah lepas dari kolonialisme barat,
dan itu belum lewat seabad. Sekarang baru mulai nampak perkembangan Islam yang
dimulai dengan kesadaran umatnya terhadap agamanya. Dimulai dengan kepedulian
mereka kepada ilmu, pada Al-Qur’an, pada masjid, pada sekolah-sekolah Islam.
Ini ciri majunya peradaban Islam. Dan Insyaallah kepedulian umat Islam akan
sains dan teknologi terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Jika Barat butuh
berabad-abad, seharusnya beri kesempatan juga kepada (umat) Islam untuk maju.
Para sarjana,
saintis, dan ilmuwan Islam yang membawa peradaban Islam maju di masa silam
adalah orang-orang yang ditempa dengan ilmu agama lebih dulu. Mereka lebih dulu
mempelajari ilmu keislaman semisal Al-Qur’an, Hadits, bahasa Arab, Fiqih, lalu
mempelajari ilmu umum semisal kimia, astronomi, kedokteran, dan sebagainya.
Satu contoh Ibnu Sina (Avicenna), dokter yang pengaruhnya sampai ke Eropa, tapi
dia juga seorang penghafal Al-Qur’an. Demikian pula Ibnu Rusyd, Az-Zahrawi,
Al-Khawarizmi, dan selainnya.
Jadi dalam Islam
sains harus dibimbing oleh agama. Tidak seperti yang terjadi di Barat (Eropa).
Di Abad Tengah mereka tertinggal, kita kenal dengan Zaman Kegelapan (Dark Age),
sebab di masa itu gereja mendominasi semua lini kehidupan sampai para ilmuwan dihukum
jika pendapatnya berseberangan dengan otoritas gereja. Karena trauma dengan
agama, mereka kemudian menjadi manusia-manusia sekular-liberal, ateis. Sains
mereka terpisah sama sekali dari agama.
Ketika sains dan
teknologi yang mereka kembangkan tak mendapatkan bimbingan agama, lihatlah yang
terjadi. Di satu sisi teknologi semakin maju, di sisi lain bumi rusak akibat
tangan-tangan mereka. Hewan-hewan banyak punah dan jutaan terancam kehilangan
habitat. Global warming yang selalu mengancam. Sampai terancamnya nyawa
milyaran manusia. Sangat wajar jika Prof.Syed Naquib Al-Attas mengklaim bahwa
tidak pernah ada peradaban manusia yang membahayakan umat manusia, hewan,
tumbuhan, dan bahan mineral seperti peradaban Barat. Peradaban yang kita semua
hidup dan saksikan di masa sekarang ini.
Lihatlah ketika
sains tidak dibimbing dengan agama, Jepang dengan rudal dan jet tempurnya
menjajah negeri-negeri Asia sampai kepulauan pasifik di masa Perang Dunia 2,
Nazi Jerman pun demikian memproduksi V2 yang siap membombardir musuh-musuhnya
yang tak berdosa. Di saat yang sama para pakar fisika Amerika di Manhattan
mendahului lainnya memproduksi senjata pemusnah massal yang paling mengerikan
dalam sejarah manusia, hasil dari teori E=MC2-nya Einstein: Bom Atom. Kita
dapat lihat sendiri bagaimana senjata mengerikan itu dijatuhkan di Hiroshima
dan Nagasaki 6 dan 9 Agustus 1945. Ke depannya, ketika para ilmuwan menciptakan
robot-robot canggih semisal AI secara masal, Anda mungkin akan terusir dari
dunia kerja dan digantikan dengan robot-robot yang kecerdasannya jauh melampaui
kecerdasan Anda. Bahkan bisa menyingkirkan Anda dari dunia ini seperti yang
Anda nonton di film-film Hollywood. Apa yang mau dibanggakan dari kemajuan
Sains semacam itu?
Lagipula bukan
cuma di sebagian dunia Islam yang tertinggal. Lihatlah mereka yang tertinggal
di Filipina, atau di negeri-negeri Afrika, di pedalaman Amazon, apa mereka
beragama Islam. Bukan! Jadi fairlah menilai.
Hadeh, Kita
cukupkan dulu. Lelah hayati….