Minggu, 02 Oktober 2016

Ummu Hani Pemilik Rumah Penuh Berkah


Pada tahun 8 Hijriah, bersama para sahabat, Rasulullah memasuki kota Makkah untuk membebaskannya dari orang-orang Musyrik. Itulah hari penaklukkan yang agung, Fathu Makkah.

Pada hari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan negeri dan rumah-Nya dari orang-orang kafir. Penaklukkan Makkah membuat Islam semakin disegani dan dihormati. Manusia berlomba-lomba untuk masuk agama Allah. Makkah menjadi terang benderang penuh cahaya keimanan. 

Saat orang musyrik Makkah merasa ketakutan terhadap umat Islam, Rasulullah bersabda, “Aku akan katakan kepada kalian sebagaimana yang Yusuf katakan kepada saudara-saudaranya, ‘Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu’. Pergilah, kalian semua bebas!”

Setelah itu Rasulullah turun dari tunggangannya dan singgah di sebuah rumah. Di rumah itu beliau mandi lalu melaksanakan shalat kemenangan sebanyak delapan rakaat pada waktu dhuha. Rumah yang beruntung itu adalah rumah Ummu Hani, anak paman kesayangan Rasulullah, Abu Thalib.

“Aku belum pernah melihat beliau melaksanakan shalat seringan ini, namun beliau menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.”, tutur Ummu Hani kemudian hari.  Setelahnya, Ummu Hani menghidangkan makanan berupa daging dan cuka bagi Rasulullah dan beliau menyantapnya dengan lahap. 

Nama sebenarnya adalah Hindun. Ia dipanggil Ummu Hani karena anaknya bernama Hani. Tidak ada di kalangan sahabiyah yang dipanggil dengan Ummu Hani selain dirinya. Ia sangat dikenal di Makkah sebagai wanita Quraisy yang memiliki pendapat yang bagus dan sastra yang indah. Ia juga memiliki akhlak yang baik sebagaimana ibunya, Fathimah binti Asad.

Peristiwa Isra ke Masjid Al-Aqsha
Di antara kemuliaan yang lain dari Ummu Hani’ adalah Isra Rasulullah bermula dari rumah Ummu Hani di Makkah. Pada malam itu, setelah shalat Isya’ Rasulullah menginap di rumah Ummu Hani. Sebelum terbit fajar, ia membangunkan Rasulullah untuk shalat Subuh. Beliau bangkit untuk shalat. Setelah shalat beliau bersabda, “Ummu Hani, aku telah datang ke Baitu Al-Muqaddas, aku shalat di dalamnya, kemudian aku (pulang) shalat subuh bersama kalian.”

Rasulullah meminta agar Ummu Hani tidak menyampaikan hal itu kepada orang banyak karena mereka akan mendustakan. Namun Ummu Hani berkata, “Demi Allah, tentu akan aku sampaikan kepada mereka semua.” Ia menyampaikan kepada orang-orang. Benar saja, mereka semua terheran-heran, banyak yang tidak percaya.

Ummu Hani binti Abi Thalib

  • Ikut serta dalam Perang Khaibar bersama Rasulullah.
  • Meriwayatkan 46 hadits dari Rasulullah.
  • Anaknya bernama Ja’dah dan cucunya bernama Yahya serta Harun meriwayatkan hadits darinya.
  • Beberapa tokoh Tabi’in juga meriwayatkan hadits darinya. Antara lain Atha bin Abi Rabah dan Urwah bin Zubair.
  • Rumahnya dijadikan tempat untuk shalat fath oleh Rasulullah pada hari Fathu Makkah.
  • Rumahnya adalah tempat Rasulullah memulai Isra ke Masjid Al-Aqsha di Palestina.
  • Rasulullah pernah memujinya dengan mengatakan, “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah para wanita Quraisy, mereka paling lembut kepada anaknya.”
  • Diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah datang melamarnya. Namun ia tidak ingin menyakiti Rasulullah karena ia telah memiliki banyak anak.
  • Ummu Hani wafat tahun 50 Hijriah pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
  • Keluarga Ummu Hani
  • Suami Ummu Hani bernama Hubairah bin Amru bin Aid Al-Makhzumi. Ia lari ke Najran, Yaman dalam keadaan masih kafir. Ia tinggal di sana sampai meninggal dunia.
  • Anak-anaknya bernama Amru, Ja’dah, Hani, dan Yusuf.


0 komentar:

Posting Komentar