16.31 -
Sejarah Islam
No comments
Pengusiran Yahudi Bani Nadhir
Keluarnya
Bani Nadhir dari Madinah
Pada peristiwa Bi’ru Ma’unah, beberapa orang
sahabat terbunuh oleh kaum musyrikin. Seorang sahabat berhasil selamat, yaitu
Amr bin Umayyah. Ia segera bergerak menuju Madinah. Dalam perjalanan, ia
berpapasan dengan dua orang dari Bani Kilab di sebuah desa bernama Qarqarah.
Amr menganggap dua orang itu sebagai musuh sehingga ia membunuh mereka. Padahal
dua orang itu memiliki kesepakatan dengan Rasulullah.
Sesampainya di Madinah, Amr memberi tahu
Rasulullah apa yang telah dilakukannya tadi. Mendengar laporan itu, Rasulullah
bersabda, “Kamu telah membunuh dua orang yang darahnya harus kutebus.” Rasulullah
menganggap pembunuhan yang dilakukan oleh Amr bin Umayyah terhadap dua orang
dari Bani Kilab harus diselesaikan. Beliau harus membayar tebusan. Jika tidak,
kaum muslimin akan dianggap bersalah telah melanggar kesepakan, dan akibatnya
akan lebih banyak lagi pertumpahan darah.
Masa-masa ini memang masa sulit bagi
Rasulullah dan kaum muslimin. Mereka baru saja dikalahkan kaum musyrikin Makkah
di Uhud, dan belum juga tahun berganti, kaum muslimin kembali banyak berguguran
di Bi’ru Ma’unah. Dalam masa-masa ini pula Rasulullah melaksanakan qunut dalam setiap
shalat beliau, mendoakan para syuhada yang syahid.
Rasulullah pun mengunjungi Bani Nadhir
disertai beberapa sahabat beliau, seperti Abu Bakar, Umar, dan Ali. Rasulullah
meminta mereka turut menyumbangkan tebusan. Antara ummat Islam dan ummat Yahudi
telah terjalin kesepakatan untuk saling bantu satu sama lain.
Yahudi Bani Nadhir menerima kedatangan beliau
dan para sahabat dengan baik. Namun, kebaikan mereka hanyalah luarnya saja. Di
dalam hati mereka menyimpan kebencian dan permusuhan yang mendalam. Ketika
Rasulullah sedang duduk di dekat tembok, mereka bermusyawarah siapa yang berani
menjatuhkan sebuah batu besar dari atas rumah ke kepala Rasulullah. Seorang
Yahudi bernama Amr bin Jahsy menyanggupinya.
Saat itu, Malaikat Jibril turun dan
menyampaikan niat orang-orang Yahudi tersebut kepada Rasulullah. Setelah
memperoleh kabar dari Jibril, Rasulullah segera berdiri dan keluar dari rumah
meninggalkan perkampungan Bani Nadhir. Beliau kembali ke Madinah tanpa diikuti
para sahabat. Sementara itu, para sahabat (Abu Bakar, Umar, Ali, dan lainnya)
mengira Rasulullah pergi sebentar saja dan akan kembali lagi, karena beliau
saat keluar tadi tidak memberitahukan apa-apa kepada mereka. Karena lama
menunggu, akhirnya mereka juga kembali ke Madinah.
Di Madinah, Rasulullah memberitahukan kepada
para sahabatnya bahwa tadi Jibril datang kepadanya menyampaikan makar yang
dilakukan oleh orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Maka, Rasulullah mengumpulkan
pasukannya dan bersiap mengepung perkampungan Bani Nadhir. Terlebih dahulu
Rasulullah mengutus sahabatnya untuk menyampaikan kepada Bani Nadhir untuk
meninggalkan perkampungan mereka. Mereka telah melanggar perjanjian, dan itu
menandakan mereka tidak dapat tinggal berdampingan dengan kaum muslimin. Namun,
mereka menolak untuk keluar dari kampung mereka, sehingga Rasulullah memerangi
mereka.
Abdullah
bin Ubay, Gembong Munafik
Melalui utusannya, Rasulullah menyampaikan
agar dalam waktu sepuluh hari kaum Yahudi Bani Nadhir harus mengosongkan
kampung mereka dan keluar dari Madinah. Jika tidak keluar dalam tempo yang
telah diberikan, maka mereka harus diperangi. Di sini, Abdullah bin Ubay bin
Salul pemimpin golongan munafik mengirim pesan kepada kaum Yahudi untuk tetap
tinggal di kampung mereka, karena dia memiliki 2000 prajurit yang bersiap
membantu mereka.
Bani Nadhir yang semula takut, kini menjadi
berani karena mendapat dukungan dan bantuan dari Abdullah bin Ubay. Mereka pun
enggan keluar dari kampung, mereka menyatakan perang. Di sini kita lihat
bagaimana peran Abdullah bin Ubay, ingin memperlemah posisi kaum muslimin.
Allah menyebutkan peran Abdullah bin Ubay.
“Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka
yang kafir di antara ahli kitab, ‘Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun
akan keluar bersamamu, dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun
untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu
kamu.’ Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.”
(QS. Al-Hasyr: 11).
Setelah mengepung mereka
selama enam malam, kaum muslimin berhasil menembus benteng-benteng kokoh Bani
Nadhir. Akhirnya, mereka mengaku kalah dan bersedia keluar dari kampung mereka.
Sementara, orang-orang munafik, tidak menolong mereka sedikit pun. Benar kata
Allah, sesungguhnya mereka benar-benar pendusta!
Keluar
dari Madinah
Rasulullah membolehkan kaum Yahudi membawa
semua harta benda mereka kecuali senjata. Mereka membawa semua harta benda yang
mereka miliki hingga unta mereka penuh bawaannya. Termasuk pintu-pintu rumah
dan jendela mereka, mereka ikut mencopotnya untuk dibawa. Ya, mereka
menghancurkan rumah-rumah mereka sendiri. Inilah yang difirmankan oleh Allah
dalam Alqur’an.
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang
kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran
yang pertama. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar dan merekapun
yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa)
Allah. Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak
mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka, mereka
memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai
orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS. Al-Hasyr: 2).
Dengan demikian, Yahudi Bani
Nadhir adalah suku yahudi kedua yang terusir dari Madinah setelah sebelumnya
telah didahului oleh Yahudi Bani Qainuqa’.
Faidah
Kisah
- Yahudi telah memusuhi ummat Islam sejak dulu.
- Mereka selalu melanggar perjanjian dengan ummat Islam.
- Terbebasnya Rasulullah dari makar kaum Yahudi menunjukkan bahwa beliau benar seorang nabi.
- Kaum munafik selalu bergandengan tangan dengan orang-orang kafir untuk melawan Islam.
- Berdusta adalah satu ciri orang munafik.
0 komentar:
Posting Komentar