Minggu, 18 September 2016

Abdul Malik bin Marwan, Ulama dan Khalifah Umat Islam.


Suatu sore empat orang pemuda shalih duduk-duduk sambil berbincang di dekat Ka’bah. Mereka membicarakan mimpi yang ingin mereka raih. Salah seorang dari mereka berkata, “Aku ingin menjadi Khalifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.”

Pemuda itu bernama Abdul Malik bin Marwan, keturunan Umayyah salah seorang tokoh Quraisy Makkah. Lahir di Madinah pada tahun 26 Hijriah di masa Khalifah Utsman bin Affan. Hidup di lingkungan ilmu pengetahuan membuat Abdul Malik gemar belajar. 

Sebelum menjadi Khalifah, Abdul Malik dikenal sebagai orang yang zuhud dan berilmu. Ia menghabiskan waktunya di Madinah untuk menimba ilmu dari para ulama kota Rasul. Ia tidak pernah meninggalkan Madinah kecuali ketika menunaikan ibadah haji atau berjihad. 

Di Madinah, ia berguru kepada para sahabat Rasulullah sepertin Abdullah bin Umar, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al-Khudri. Semangatnya menuntut ilmu menjadikannya salah seorang ulama di Madinah. Beberapa Tabi’in belajar dan meriwayatkan hadits darinya di antaranya Urwah bin Zubair, Amr bin Al-Harits, dan Az-Zuhri.

Menjadi Khalifah.
Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah setelah ayahnya meninggal pada tahun 65 Hijriah. Ketika ia menjabat sebagai Khalifah kubu umat Islam terpecah. Mereka adalah kubu Abdullah bin Zubair yang berkuasa di Hijaz hingga Irak, kubu Khawarij yang mendirikan negara di Yamamah, dan kelompok Syi’ah yang hampir mendirikan sebuah negara di Irak.

Sebagai Khalifah yang sah, Abdul Malik dengan strategi yang cerdas mampu meredam segala pemberontakan yang terjadi sehingga umat Islam kembali bersatu di bawah satu bendera. Karena itu ia disebut sebagai pemersatu negara Islam dan juga pendiri kedua Dinasti Bani Umayyah setelah Mu’awiyah.

Setelah berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri, Khalifah Abdul Malik melakukan penaklukkan ke wilayah Afrika Utara yang menjadi kekuasaan Romawi. Dia mengangkat Hassan bin Nu’man sebagai panglima yang berhasil menghabisi pasukan Romawi di Afrika Utara sehingga negeri itu menjadi negeri Islam seluruhnya.

Pujian-Pujian kepada Khalifah Abdul Malik

  • Nafi’ berkata, “Aku melihat Abdul Malik di Madinah. Kala itu Aku tidak melihat seorang remaja yang lebih dermawan, lebih faqih dan lebih banyak ibadahnya serta lebih baik bacaannya dalam Kitabullah daripada Abdul Malik bin Marwan.
  • Abu Zinad, “Para faqih dari kalangan penduduk Madinah adalah Sa’id bin Musayyib, Abdul Malik bin Marwan, Urwah bin Zubair, dan Qubaishah bin Dzuaib.
  • Abdullah bin Umar, “Sesungguhnya Marwan memiliki seorang anak (Abdul Malik), maka tanyakanlah kepadanya masalah-masalah kalian.”
  • Ummu Darda’, “Aku membayangkan bahwa khilafah ini akan berada di tanganmu sejak aku melihatmu. Sebab aku tidak pernah menemukan seorangpun yang mampu berbicara dan sekaligus mendengar lebih baik darimu.”
  • Al-Ashma’i, “Ada empat orang yang tidak pernah keseleo lidahnya dalam mengucapkan kata-kata baik dalam kondisi serius atau bercanda, yaitu Asy-Sya’bi, Abdul Malik bin Marwan, Hajjaj bin Yusuf dan Ibnu Al-Qarriyah.”

Prestasi-Prestasinya

  • Menjadi gubernur Madinah di masa Khalifah Mu’awiyah.
  • Menjadi ulama dan ahli fiqih di Madinah.
  • Meredam pemberontakan dalam negeri.
  • Mengalahkan Romawi di Afrika Utara.
  • Khalifah pertama yang membuat mata uang sendiri dan menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an di atasnya.


0 komentar:

Posting Komentar