Benteng Qait Bey di Alexandria
Peninggalan
Dinasti Mamluk
Mesir merupakan negeri bersejarah yang
memiliki banyak peninggalan sejarah. Mulai dari masa Fir’aun, masa Alexander
The Great, masa Romawi, sampai masa kekuasaan Islam. Di antara peninggalan
Islam di sana adalah Benteng Qait Bey.
Benteng Qait Bey (Qait Bay) adalah benteng
megah yang berdiri kokoh di Alexandria, Mesir, di tepi Laut Mediterania.
Benteng ini didirikan di atas reruntuhan Mercusuar Pharos (Pharos Lighthouse).
Mercusuar itu tetap berfungsi hingga kedatangan kaum
muslimin di Mesir. Pada abad ketiga Hijriyah, mercusuar itu dipugar Ahmad bin
Thulun, pendiri Dinasti Thuluniyah yang pernah berkuasa di Mesir. Namun, pada
abad ketujuh Hijriyah gempa hebat menghancurkan mercusuar itu.
Di atas fondasi mercusuar itu kemudian
dibangun sebuah masjid kecil. Tapi, lagi-lagi gempa datang menghancurkan
bangunan itu pada abad kedelapan Hijriyah (abad ke-14 Masehi). Sehingga, pada
tahun 1477, Sultan Al-Asyraf Qait Bey memerintahkan pembangunan benteng di atas
lokasi mercusuar tersebut.
Benteng yang terletak di sisi timur ujung
utara Pulau Pharos dan di Pelabuhan Alexandria bagian timur itu merupakan
bagian penting sistem perbentengan Alexandria pada abad ke-15 dan sebagai
bentuk perlindungan diri Dinasti Mamluk dari kemungkinan serangan musuh.
Qait Bey, pendiri benteng ini adalah seorang
sultan dari Dinasti Mamluk Burji yang pernah menguasai Mesir dan Suriah. ia
bergelar Al-Malik Al-Asyraf Abu Nashr Saifudin Al-Mahmudi Azh-Zhahiri,
memerintah antara 837 sampai 902 Hijriyah (1468-1496 M).
Qait Bey adalah mantan budak yang naik takhta
menggantikan Azh-Zhahir Temirbugha, sultan Dinasti Mamluk sebelumnya. Ketika
naikh takhta, Qait Bey dihadapkan pada dua tantangan besar. Pertama, menghadang
gerak maju pasukan Dinasti Utsmaniya yang ingin menguasai Mesir. Dan kedua,
mengatasi masalah ekonomi yang memburuk akibat ditemukannya Tanjung Harapan
oleh para petualang Eropa yang sedang memburu kekayaan alam di Asia, khusunya
Indonesia.
Qait Bey berhasil memperbaiki kondisi ekonomi
di negerinya, namun ia tidak kuasa menahan serangan Dinasti Utsmaniyah sehingga
pada 1491, terjadi perjanjian damai antara dirinya dengan Dinasti asal Turki
tersebut. Selepas Qait Bey wafat, sekitar satu setengah dekade kemudian Turki
Utsmani berhasil mengambil alih Mesir dan memasukkannya menjadi wilayah
kekuasaannya.
Selepas Dinasti Utsmaniyah menguasai Mesir,
Benteng Qait Bey tetap berfungsi dengan baik. Juga ketika Mesir memasuki masa
modern, di bawah pimpinan Muhammad Ali. Namun, bentung itu mengalami kerusakan
parah ketika pasukan Inggris melakukan pengeboman atas Kota Alexandria pada
1883 M. Benteng Qait Bey baru dipugar kembali semenjak 1997, oleh pemerintah
Mesir bekerja sama dengan UNESCO.
Dinasti Mamluk
Mamluk adalah
dinasti para penguasa muslim yang berkuasa di Mesir antara 1250 hingga 1517 M
dan di Suriah antara 1260 hingga 1516 M. Dinasti ini tegak setelah menggantikan
Dinasti Ayyubiyah yang dibangun oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, yang melemah akibat
gempuran pasukan Frank di bawah pimpinan Louis IX di satu sisi dan invasi
pasukan Mongol di sisi lain.
Para penguasa
Dinasti Mamluk dibedakan antara para sultan Mamluk Bahri, yang berkuasa dari
1250 hingga 1382 M, dan para sultan Mamluk Burji, yang berkuasa 1382 hingga
1517 M. Pemilihan
nama itu berpangkal dari barak-barak yang digunakan berbagai resimen. Yang
pertama berasal dari barak yang berlokasi di Pulau Raudhah di lingkungan Sungai
Nil (bahr). Sementara itu, yang terakhir berasal dari pasukan yang menjaga dan
menetap di sekitar benteng (burj).
0 komentar:
Posting Komentar