Jumat, 28 Juli 2017

Benteng Qait Bey di Alexandria

Peninggalan Dinasti Mamluk


Mesir merupakan negeri bersejarah yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Mulai dari masa Fir’aun, masa Alexander The Great, masa Romawi, sampai masa kekuasaan Islam. Di antara peninggalan Islam di sana adalah Benteng Qait Bey.

Benteng Qait Bey (Qait Bay) adalah benteng megah yang berdiri kokoh di Alexandria, Mesir, di tepi Laut Mediterania. Benteng ini didirikan di atas reruntuhan Mercusuar Pharos (Pharos Lighthouse).

Mercusuar itu tetap berfungsi hingga kedatangan kaum muslimin di Mesir. Pada abad ketiga Hijriyah, mercusuar itu dipugar Ahmad bin Thulun, pendiri Dinasti Thuluniyah yang pernah berkuasa di Mesir. Namun, pada abad ketujuh Hijriyah gempa hebat menghancurkan mercusuar itu.

Di atas fondasi mercusuar itu kemudian dibangun sebuah masjid kecil. Tapi, lagi-lagi gempa datang menghancurkan bangunan itu pada abad kedelapan Hijriyah (abad ke-14 Masehi). Sehingga, pada tahun 1477, Sultan Al-Asyraf Qait Bey memerintahkan pembangunan benteng di atas lokasi mercusuar tersebut.

Benteng yang terletak di sisi timur ujung utara Pulau Pharos dan di Pelabuhan Alexandria bagian timur itu merupakan bagian penting sistem perbentengan Alexandria pada abad ke-15 dan sebagai bentuk perlindungan diri Dinasti Mamluk dari kemungkinan serangan musuh.

Qait Bey, pendiri benteng ini adalah seorang sultan dari Dinasti Mamluk Burji yang pernah menguasai Mesir dan Suriah. ia bergelar Al-Malik Al-Asyraf Abu Nashr Saifudin Al-Mahmudi Azh-Zhahiri, memerintah antara 837 sampai 902 Hijriyah (1468-1496 M).

Qait Bey adalah mantan budak yang naik takhta menggantikan Azh-Zhahir Temirbugha, sultan Dinasti Mamluk sebelumnya. Ketika naikh takhta, Qait Bey dihadapkan pada dua tantangan besar. Pertama, menghadang gerak maju pasukan Dinasti Utsmaniya yang ingin menguasai Mesir. Dan kedua, mengatasi masalah ekonomi yang memburuk akibat ditemukannya Tanjung Harapan oleh para petualang Eropa yang sedang memburu kekayaan alam di Asia, khusunya Indonesia.

Qait Bey berhasil memperbaiki kondisi ekonomi di negerinya, namun ia tidak kuasa menahan serangan Dinasti Utsmaniyah sehingga pada 1491, terjadi perjanjian damai antara dirinya dengan Dinasti asal Turki tersebut. Selepas Qait Bey wafat, sekitar satu setengah dekade kemudian Turki Utsmani berhasil mengambil alih Mesir dan memasukkannya menjadi wilayah kekuasaannya.


Selepas Dinasti Utsmaniyah menguasai Mesir, Benteng Qait Bey tetap berfungsi dengan baik. Juga ketika Mesir memasuki masa modern, di bawah pimpinan Muhammad Ali. Namun, bentung itu mengalami kerusakan parah ketika pasukan Inggris melakukan pengeboman atas Kota Alexandria pada 1883 M. Benteng Qait Bey baru dipugar kembali semenjak 1997, oleh pemerintah Mesir bekerja sama dengan UNESCO.

Dinasti Mamluk

Mamluk adalah dinasti para penguasa muslim yang berkuasa di Mesir antara 1250 hingga 1517 M dan di Suriah antara 1260 hingga 1516 M. Dinasti ini tegak setelah menggantikan Dinasti Ayyubiyah yang dibangun oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, yang melemah akibat gempuran pasukan Frank di bawah pimpinan Louis IX di satu sisi dan invasi pasukan Mongol di sisi lain.

Para penguasa Dinasti Mamluk dibedakan antara para sultan Mamluk Bahri, yang berkuasa dari 1250 hingga 1382 M, dan para sultan Mamluk Burji, yang berkuasa 1382 hingga 1517 M. Pemilihan nama itu berpangkal dari barak-barak yang digunakan berbagai resimen. Yang pertama berasal dari barak yang berlokasi di Pulau Raudhah di lingkungan Sungai Nil (bahr). Sementara itu, yang terakhir berasal dari pasukan yang menjaga dan menetap di sekitar benteng (burj). 

0 komentar:

Posting Komentar