16.25 -
Sejarah Islam
No comments
Kemajuan Ilmu Botani di Dunia Islam
Berkembang
di Andalusia Abad Pertengahan
Perkembangan pesat dalam ilmu biologi di era
kejayaan Islam abad pertengahan melahirkan ilmuwan-ilmuwan muslim yang ahli
dalam ilmu botani, ilmu tentang tanaman-tanaman.
Para ilmuwan muslim memiliki andil besar dalam
perkembangan ilmu biologi atau ilmu hayat sejak abad pertengahan, terutama dalm
bidang botani hingga mencapai taraf yang mencengangkan. Botani merupakan salah
satu bidang kajian dalam biologi yang mempelajari seluruh aspek biologi
tumbuh-tumbuhan.
Ilmu ini mulai berkembang dan mencapai puncak
kejayaannya di Andalusia (Spanyol), negeri Islam yang hilang. Para ahli
tumbuh-tumbuhan muslim dari Andalusia adalah orang-orang muslim pertama yang
berkontribusi paling besar dalam perkembangan ilmu botani dunia. Pada abad
pertengahan, mereka telah melakukan pengamatan secara teliti dan menemukan
perbedaan jenis kelamin pada tanam-tanaman.
Demi mengumpulkan spesies
tanaman-tanaman herbal yang langka, para ilmuwan tersebut rela menjelajahi
kawasan pesisir pantai, dataran tinggi, dan pegunungan, serta ke negeri-negeri
yang jauh yang mungkin belum pernah dipetakan. Ketertarikan para ahli botani
muslim terhadap tumbuh-tumbuhan telah membawa mereka menjelajahi bagian dunia
Islam yang luas dengan mengarungi ganasnya samudera.
Mereka datang ke suatu wilayah untuk
mengeksplorasi pegunungan dan menjelajahi luasnya gurun pasir untuk menemukan
tumbuh-tumbuhan langka. Para ilmuwan itu mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan
yang mereka kumpulkan berdasarkan habitat tumbuh dan proses
perkembangbiakannya. Dengan begitu, mekanisme tumbuhnya tanaman-tanaman itu
dapat diketahui.
Pada era kejayaan Islam itu para ahli botani
muslim telah berhasil menemukan beragam cara perkembangbiakan tanaman. Ada yang
berkembang dengan pembenihan atau pembibitan, pemotongan tangkai, ada juga
tanaman yang tumbuh dengan proses alami atau pembelahan sel sendiri seperti
rumput liar. Para ilmuwan muslim Andalusia mampu mengembangkan ilmu botani jauh
sebelum Barat melakukannya. Saat itu memang Barat sedang berada dalam
keterpurukan yang kita kenal dengan Zaman Kegelapan (The Dark Age).
Bila dibandingkan dengan pencapaian ilmu
botani zaman Yunani kuno, pengetahuan ahli botani muslim Andalusia jauh
melampaui pencapaian para ilmuwan Yunani. Mereka juga menambahkan sekitar 2000
kajian tanaman dari kajian tanaman yang telah dilakukan oleh bangsa Yunani
kuno. Sebagai buktinya, taman-taman botani pernah bertebaran di kota-kota besar
Islam seperti di Cordova, Granada, Baghdad, Fez, dan Kairo. Baik itu berfungsi
sebagai taman maupun ‘kuliah alam terbuka’. Beberapa taman itu seperti
Generalife di Granada dan Taman Air di Afrika Utara, termasuk taman-taman
paling indah di dunia.
Howard R. Turner dalam “Science Medieval
Islam”, mengungkapkan sebagian besar penelitian botani yang dilakukan ummat
Islam memberikan manfaat langsung bagi farmakologi dan farmasi yang berkembang
di seluruh dunia Islam secara tak terduga. Bapak Sejarah Sains Barat, George
Santon, menyatakan bahwa perkembangan pertanian dan hortikultura merupakan
salah satu harta warisan paling berharga dari ummat Islam di bidang botani.
Ahli
Botani Era Kekhalifahan
Salah seorang tokoh botani muslim yang paling
terkenal adalah Al-Ghafiqi (wafat 1165) berasal dari Cordova, Andalusia.
Al-Ghafiqi mengumpulkan sekaligus memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis
tanaman dari daratan Andalusia dan Afrika. George Santon mengatakan bahwa
Al-Ghafiqi merupakan ilmuwan paling hebat pada masanya. Penjelasannya mengenai
tanam-tanaman merupakan risalah paling penting di dunia Islam. ia memberikan
nama-nama dari masing-masing tumbuhan tersebut ke dalam bahasa Arab, Latin, dan
Berber. Karya fenomenal Al-Ghafiqi berjudul Al-Adwiyah Al-Mufradah
menginspirasi Ibnu Baitar untuk meneliti tumbuh-tumbuhan dengan cara sederhana
seperti yang dilakukan oleh Al-Ghafiqi.
Ahli botani muslim lainnya masih dari
Andalusia, tepatnya dari kota Sevilla bernama Abu Zakariya Yahya bin Muhammad
bin Al-Awwan. Karyanya yang terpenting dalam ilmu botani berjudul “Al-Filahah”.
Dalam karyanya itu, ia menguraikan hasil penelitiannya terhadap 585 jenis
tanaman. Di dalamnya juga menerangkan gejala-gejala, nama penyakit tanaman
serta cara mengatasi penyakit itu agar tanaman tumbuh dengan sehat.
Ilmuwan botani Andalusia yang paling terkenal
adalah Abdullah bin Ahmad bin Al-Baitar, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Baitar.
Ia merupakan ahli botani sekaligus pakar obat-obatan terhebat di Andalusia pada
abad pertengahan. Ia mengoleksi dan memberi catatan atas 1.400 jenis tanaman obat
yang diperolehnya setelah menjelajahi daerah pesisir Mediterania dari Andalusia
ke Suriah. salah satu karyanya yang paling fenomenal berjudul “Al-Mughani fi
Al-Adwiyah Al-Mufradah”.
Taman
Botani Andalusia
Di Andalusia, sederet taman-taman indah
terdapat di kota Sevilla, Cordova, dan Valencia. Amir pertama Andalusia,
Abdurrahman Ad-Dakhil membuat taman yang dinamainya dengan Ar-Rushafa. Taman
itu diisinya dengan tanaman-tanaman yang ia datangkan dari Timur (dunia Islam).
Disebutkan bahwa dialah yang pertama membawa dan menanam pohon kurma di
Andalusia.
Di abad ke-10, taman keemiran di Cordova telah
digunakan menjadi semacam kebun raya untuk eksperimen pengembangan tanaman
dengan biji, stek, dan akar. Sebuah manuskrip geografi mencatat bahwa
Al-Mu’tashim, penguasa Andalusia masa At-Thawaif, menanam banyak tanaman langka
di Almeria, seperti pisang dan tebu.
Taman Huerta del Rey di Toledo bahkan telah
memiliki ahli-ahli botani khusus untuk merawatnya, yakni Ibnu Bassal dan Ibnu
Wafid yang banyak melakukan percobaan pertanian dan menulis buku-buku penting
tentang pertanian. Beberapa abad kemudian, barulah taman-taman mulai
bermunculan di Eropa.
0 komentar:
Posting Komentar