22.36 -
Biografi Tokoh,Kisah
2 comments
Kisah Imam Al Bazzar: Buah dari Takwa
Al-Qadhi Abu Bakar bin Abdil Baqi bin Muhammad Al-Bazzar
Al-Anshari, seorang ulama abad ke-6 Hijriyah berkisah:
“Aku menetap di kota Makkah, suatu hari saya sangat lapar,
aku tidak mendapatkan apa-apa untuk menghilangkan rasa lapar. Kemudian aku
menemukan kantong terbuat dari sutera yang terikat dengan pita yang juga
terbuat dari sutera.
Aku mengambilnya dan membawanya ke rumah kemudian membuka
ikatannya. Aku dapati di dalamnya ada rantaian mutiara. Aku tidak pernah
melihat barang seperti ini sebelumnya.
Lalu aku keluar, aku bertemu dengan seorangtua renta yang
mencari kantong mutiara itu. Sambil memegang kantong berisi lima ratus dinar,
orang tua itu berseru, “Ini untuk orang yang mengembalikan kantong kepada kami,
kantong itu berisi mutiara.”
Aku (Al-Bazzar) berkata dalam hati, “Aku membutuhkannya, aku
lapar. Jika aku mengambil emas (dinar) itu, aku bisa menggunakannya. Aku akan
mengembalikan kantong itu.”
Aku pun mengajaknya ke rumah. Ia sebutkan tanda-tanda
kantong dan pita yang ada pada kantong itu, tentang mutiara dan jumlahnya, juga
tentang benang yang mengikatnya. Kemudian aku mengeluarkannya dan
menyerahkannya kepada orang tua itu. Setelah itu, ia menyerahkan lima ratus
dinar kepadaaku.
Aku katakan, “Aku mesti mengembalikannya kepadamu. Aku tidak
ingin mengambilnya sebagai balasan.” Ia berkata kepadaku, “Engkau harus
mengambilnya,” ia terus mendesak. Tapi, aku tidak mau menerimanya. Ia pun pergi
meninggalkanku.
Kemudian, suatu hari, aku keluar dari kota Makkah
menggunakan perahu. Di tengah perjalanan, perahu itu terbelah dan banyak orang
tenggelam. Harta benda mereka hilang. Sementara aku selamat dengan kepingan
perahu. Aku terombang-ambing beberapa hari di lautan, aku tidak tahu kemana aku
akan pergi.
Tiba-tiba, aku sudah terdampar di sebuah pulau. Di pulau
itu, aku mencari masjid dan duduk di dalamnya. Orang-orang di sana mendengar
aku membaca Alqur’an. Setelah mereka mengetahui bahwa saya pandai membaca
Alqur’an, maka semua penduduk pulau itu datang kepadaku dan berkata,
“Ajarkanlah Alqur’an kepadaku.” Aku mendapatkan banyak uang dari mereka (karena
mengajar mereka).
Setelah itu mereka berkata, “Ada seorang anak perempuan
yatim, ia mempunyai harta, kami ingin agar engkau menikahinya.” Aku tidak mau
tapi mereka terus memaksaku sehingga aku memenuhi permintaan mereka.
Ketika mereka menikahkanku dengan perempuan itu, mata
tertuju padanya. Aku dapati kalung mutiara tergantung di lehernya. Aku terus
memperhatikannya. Mereka berkata, “Wahai Tuan, engkau menyakiti hati wanita ini
dengan pandanganmu seperti itu ke arah kalungnya. Mengapa engkau tidak
memperhatikannya.”
Lalu aku mengisahkan tentang aku dan kalung itu kepada
mereka. Setelah mendengar ceritaku, mereka bertakbir hingga ke seluruh penduduk
pulau itu. Aku bertanya kepada mereka, “Ada apa dengan kalian?” Mereka
menjawab, “Orangtua pemilik kalung mutiara ini adalah ayah dari wanita ini. Ia
pernah berkata, ‘Aku tidak pernah bertemu dengan seorang Muslim di dunia ini
yang lebih bertakwa daripada orang yang mengembalikan kalung ini kepadaku.’
Sepulang haji ia terus berdoa, ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengannya hingga
aku menikahkan putriku ini.’”
2 komentar:
Terimakasih, sangat bermanfaat sekali tulisannya
Tulisannya dapat menjadi tambahan untuk materi khutbah jum'at Bertaqwa kepada Allah. Semoga tulisannya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.
Posting Komentar