15.51 -
Biografi Tokoh,Sejarah Islam
No comments
Sang Penakluk Sisilia
Pulau Sisilia
Pulau
Sisilia merupakan pulau yang strategis dan terluas di Laut Tengah. Orang-orang Romawi menguasai pulau
ini selama beberapa waktu hingga kaum muslimin datang ke sana.
Pulau Sisilia telah dibuka sejak masa Bani
Umayyah. Para panglima muslim seperti Muawiyah bin Hudaij, Uqbah bin Nafi’,
Atha’ bin Rafi, hingga Abdurrahman bin Habib telah berusaha membuka pulau ini.
Namun, kesuksesan sebenarnya baru terjadi pada masa Dinasti Aghlabiyah (Aghalibah),
melalui panglimanya yang terkenal, Asad bin Furat.
Asad bin
Furat adalah panglima besar kelahiran Harran, Syam pada 142 Hijriyah (759 M).
ayahnya adalah pejuang yang ikut membebaskan wilayah Maghrib. Ketika ayahnya
pindah ke Qairuwan, Asad ikut serta ke sana. sejak kecil Asad bin Furat telah
menghafalkan Alqur’an seluruhnya. Setelah menyelesaikan hafalannya, ia
mempelajari ilmu-ilmu syariah hingga ia ahli dalam bidang fiqih. Ia mempelajari
kitab al-Muwattha’ langsung dari penulisnya, Imam Malik bin Anas, seorang ulama
besar di Madinah.
Setelah
belajar dari Imam Malik, ia melanjutkan pengembaraannya menuntut ilmu ke Irak.
Di sana, ia belajar kepada murid-murid terkemuka Imam Abu Hanifah seperti
Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dan Abu Yusuf Al-Qadhi. Dari mereka, ia belajar
madzhab Hanafi. Dari Irak, ia kembali menjelajahi negeri Islam untuk belajar,
hingga sampailah ia di Mesir.
Di Mesir
banyak terdapat murid-murid Imam Malik, seperti Ibnu Wahab dan Ibnu Qasim. Dari
kedua inilah Asad mempelajari madzhab Maliki lebih mendalam. setelah
merampungkan pelajarannya kepada dua murid Imam Malik itu, Asad kembali ke
Qairuwan pada tahun 181 Hijriyah. Dia telah mendatangi kota-kota, berpindah
dari satu kota ke kota yang lain untuk belajar dari para ulama terkemuka. Dan
ketika dia kembali ke Qairuwan, ia telah menjadi ulama kaum muslimin yang
mencapai tingkat ijtihad.
Asad bin
Furat mengisi pengajian di Masji Uqbah, Qairuwan. Banyak para penuntut ilmu
yang mendatangi majelisnya dan mendengar ilmu yang dibawakannya, terutama
tentang madzhab Maliki dan Hanafi yang telah dipelajarinya.
Dalam diri
Asad bin Furat telah tertanam rasa cinta terhadap jihad fi sabilillah.
Ia telah mengambil keteladanan pada diri ayahnya yang merupakan seorang pejuang
pembebas wilayah Maghrib. Maka ketika Ibnu Aghlab, gubernur Qairuwan berencana
mengirim pasukan menggunakan kapal laut untuk menyerang Pulau Sisilia, ia
mengangkat Asad bin Furat sebagai panglimanya. Asad pun menerima tawaran itu,
sekalipun ia telah menjadi ulama di Qairuwan, ia tidak melupakan jihadnya.
Berjihad ke Sisilia
Bersama
10.000 pasukan, Asad bin Furat keluar dari Qairuwan menuju Laut Tengah,
tepatnya di Pulau Sisilia. Armada Islam ini berangkat pada Rabiul Awwal 212
Hijriyah (827 M). pulau itu dikuasai oleh bangsa Romawi Byzantium, mereka telah
menanti Asad bin Furat dengan mengerahkan 100.000 pasukan. Jumlah yang sangat
jauh melampaui jumlah pasukan Islam.
Asad bin
Furat berdiri di hadapan pasukannya menyampaikan khutbah dan memberikan
semangat kepada mereka. ia memotivasi serta mengingatkan pasukannya bahwa surga
sebagai balasan mereka karena menolong agama Allah. kemudian panglima gagah
berani ini membacakan beberapa ayat Alqur’an. Setelah itu mereka maju berperang
melawan tentara Sisilia yang sangat banyak jumlahnya.
Perang
dahsyat meletus, terdengar suara gemerincing pedang-pedang yang beradu dan
suara ringkikan kuda. Sementara itu, kaum muslimin terus memekikkan takbir.
Atas pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran. Pasukan
musuh serta pemimpinnya lari dari peperangan. Jumlah pasukan bukanlah
satu-satunya syarat penentu kemenangan, melainkan ketakwaan. Dan inilah yang
ditanamkan Asad bin Furat kepada pasukannya.
Setelah
memenangkan pertempuran di Sisilia, Asad bin Furat melanjutkan perjalanannya
menuju Palermo, satu kota di Italia. Mereka mengepung kota itu dengan ketat.
Saat kota ini hampir berhasil dibuka, tiba-tiba kaum muslimin terserang wahab
penyakit. Banyak kaum muslimin yang terjangkit penyakit ini, termasuk panglima
mereka Asad bin Furat, yang saat itu telah berusia 70 tahun. Pada tahun 213
Hijriyah, ulama ini pun meninggal dan dimakamkan di sana, dalam keadaan
berjihad fi sabilillah. Semoga Allah memberikan tempat tertinggi di sisi-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar