Kamis, 09 November 2017

Ibnu Rusyd, Ilmuwan Besar dari Cordoba

Patung Ibnu Rusyd di Cordoba, Spanyol
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd, lebih dikenal dengan Ibnu Rusyd. Ia lahir di Cordoba, Andalusia pada tahun 1126 M.

Minatnya pada ilmu pengetahuan sangat besar, sampai-sampai disebutkan bahwa sejak dewasa, Ibnu Rusyd tidak pernah absen dari kegiatan membaca dan keilmuan kecuali pada malam ayahnya meninggal dan malam pertama pernikahannya.

Pendidikan awalnya ditempuh di Cordoba. Di kota pusat peradaban dan ilmu pengetahuan ini dia belajar tafsir, hadits, fiqih, ushuluddin, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, logika, filsafat, dan kedokteran.

Setelah menamatkan pendidikannya, pada 1159 M, ia dipanggil oleh Gubernur Sevilla untuk membantu reformasi pendidikan di sana. Pada tahun 1169 M, ia diangkat menjadi hakim di Sevilla. Pengangkatan ini karena ilmunya yang luas dalam bidang hukum (fiqih) di samping kedekatannya dengan khalifah.

Ibnu Rusyd sangat mumpuni dalam bidang hukum dan menjadi orang yang paling ahli dalam soal khilafiyah (perbedaan pendapat) di zamannya. Bidayatul Mujtahid, bukunya yang ia tulis pada 1168 M menguraikan tentang sebab-sebab munculnya perbedaan pendapat dalam hukum (fiqih) dan alasannya masing-masing. Bukunya itu dinilai sebagai karya terbaik di bidangnya.

Setelah beberapa lama bertugas di Sevilla, Ibnu Rusyd kembali lagi ke kota kelahirannya, Cordoba. Di sana ia diangkat sebagai hakim agung pada tahun 1182 M. Namun, beberapa bulan kemudian ia pindah ke Marakesy untuk menggantikan Ibnu thufail sebagai penasihat khalifah.

Di Marakesy inilah, Ibnu Rusyd mencurahkan ilmunya untuk mendalami filsafat. Ulasan-ulasan panjangnya atas filsafat Aristoteles kebanyakan ditulisnya ketika berada di Marakesy. Karena kehebatannya menjelaskan filsafat Aristoteles, Dante Alighieri dalam bukunya “Divine Commedia”, memberi gelar kepada Ibnu Rusyd sebagai “commentator”, sang pengulas filsafat Aristoteles.

Akan tetapi pada 1195 M, ia terkena mihnah, fitnah sehingga ia dibuang ke Lucena, di kepulauan Atlantik. Kemudian buku-bukunya dibakar di depan umum dan pemikirannya tentang filsafat dan sains dilarang untuk disebar luaskan, kecuali kedokteran dan astronomi. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Khalifah segera menarik kembali Ibnu Rusyd dan mengembalikan nama baiknya.
Pada tahun 1198, Ibnu Rusyd meninggal dunia di Marakesy dalam usia 72 tahun dan jenazahnya dibawa ke Cordoba untuk dimakamkan di sana.


 Karyanya di Berbagai Bidang

Ibnu Rusyd banyak menghasilkan karya tulis. Setelah diteliti, karya-karyanya berhasil diidentifikasi berjumlah 78 buah judul buku, meliputi 28 buah dalam bidang filsafat, 20 dalam bidang kedokteran, 5 buah dalam bidang ushuluddin (teologi), 8 buah dalam bidang hukum (fiqih), 4 buah dalam bidang astronomi, 2 dalam bidang sastra dan 11 buah dalam ilmu-ilmu lainnya.

Karya-karyanya dalam bidang teologi di antaranya, “Al-Kasyf ‘an Manahij Al-Adillah fi Aqaid Al-Millah”, “Fashl Al-Maqal fima bainal Hikmah wa Asy-Syariah min Al-Ittishal”. Dalam bidang hukum, karyanya yang paling terkenal adalah “Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid”. Karyanya dalam bidang astronomi antara lain “Maqalah fi Jirm As-Samawi” (Uraian benda-benda langit), dan “Maqalah fi Harakah Al-Falak” (Gerak Langit).

Dalam bidang kedokteran, ia menulis buku berjudul “Al-Kulliyat fi Ath-Thibb”, ensiklopedi kedokteran dalam tujuh jilid. Sedangkan dalam bidang metafisika antara lain “Syarh Kitab Ma Ba’da At-Thabiah li Aristhuthalis dan Maqalah fi ‘Ilm An-Nafs”.

Averroeisme di Eropa

Ibnu Rusyd memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran di Eropa. Orang Eropa menyebutnya Averroes. Pengaruh Ibnu Rusyd memunculkan gerakan Averroeisme di Eropa yang menuntut pembebasan dari belenggu taklid pemikiran gereja. Dari gerakan Averroeisme inilah lahir reformasi di Eropa pada abad ke-16 dan rasionalisme pada abad ke-17 M.

Beberapa buku karya Ibnu Rusyd beberapa kali dicetak di Eropa. Antara lain di Venezia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Juga diterbitkan di Napoli, Bologna, Lyon, dan Strasbourg pada abad ke-16. Serta di Jenewa pada abad ke-17.


Pengaruh-pengaruh peradaban Islam, termasuk pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda Kristen Eropa yang belajar di berbagai universitas Islam di Andalusia (Spanyol), seperti Universitas Cordoba, Universitas Sevilla, Malaga, dan Granada. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Islam. Setelah menyelesaikan studi, mereka kembali ke negeri mereka dan mendirikan sekolah atau universitas serupa. Universitas pertama di Eropa.

0 komentar:

Posting Komentar