02.30 -
Sejarah Islam
No comments
Panglima Perang Mu’tah (1)
Tokoh kali ini adalah ahli
siasat, panglima perang, Sang Pedang Allah yang terhunus. Dialah Khalid bin
Walid bin Mughirah. Lahir di Mekah sekitar 20 tahun setelah lahirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Khalid memiliki nasab dan
kedudukan yang tinggi. Ayahnya, Walid bin Mughirah salah satu pembesar Quraisy
yang kaya raya, selalu memberi
makan dan minum kepada jamaah haji yang datang ke Baitullah. Meskipun begitu,
Walid bin Mughirah sangat membenci Rasulullah
dan selalu menentang dakwah beliau.
Khalid memiliki enam saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Sejak
kecil dia telah berlatih menunggang kuda dan mahir dalam memainkan pedang.
Karena kemahirannya itu ia dijadikan salah satu komandan kavaleri Quraisy.
Ketika dakwah Islam muncul, Khalid tidak serta merta memeluk Islam. Ia bahkan menjadi penentang ummat Islam di
Perang Uhud. Pada perang tersebut, Khalid memainkan peran utama dalam mengalahkan
kaum Muslimin. Hal itu disebabkan
terbunuhnya pasukan pemanah kaum muslimin yang masih tersisa di atas bukit.
Khalid berputar mengelilingi tentara Muslimin dan menusuknya dari belakang membuat barisan Muslimin kocar kacir sehingga banyak yang terbunuh.
Dari waktu
ke waktu, Khalid
terus memikirkan kebangkitan agama Islam yang kian berkibar. Dan ia sangat
ingin bergabung di dalamnya. Hingga akhirnya Allah memberinya hidayah dan
memantapkan hatinya masuk Islam. Ia pun meninggalkan Mekah menuju Madinah untuk
menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah.
Sebelum ke Madinah, Khalid
terlebih dahulu bertemu dengan Utsman bin Thalhah dan menceritakan keinginannya
masuk Islam.
Ternyata Utsman setuju dan ia juga ingin masuk Islam. Tak lama mereka berdua
bertemu dengan Amr bin Ash. Dan ternyata Amr juga ingin bertemu Rasulullah
untuk menyatakan keinginannya masuk Islam.
Pada tanggal 1 Shafar tahun
8 Hijriah, mereka bertiga tiba di kota Rasul. Ketika bertemu dengan Rasulullah,
Khalid mengucapkan salam, dan Rasulullah membalas salamnya dengan wajah penuh
keceriaan. “Sejak dulu, aku mengetahui bahwa engkau memiliki kecerdasan. Dan
aku selalu berharap kecerdasanmu itu hanya digunakan untuk kebaikan,” sabda
Rasulullah pada Khalid.
Kemudian Khalid meminta agar
dimohonkan ampun atas semua kesalahan yang telah dibuatnya di masa lalu.
Terutama karena memerangi kaum Muslimin.
Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya, keislaman itu menghapus segala perbuatan
buruk di masa lalu....” Rasulullah kemudian mendoakannya, “Ya Allah ampunilah
Khalid bin Walid atas tindakannya menghalangi jalan-Mu di masa lalu.” Keislaman Khalid disusul Amr dan Utsman bin Thalhah.
Melawan Pasukan Romawi
Perang Mu’tah adalah perang
pertama yang diikuti Khalid bin Walid bersama ummat
Islam. Dalam perang melawan Romawi tersebut, tiga panglima Islam gugur sebagai
syahid. Mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah
bin Rawwahah Radhiyallahu Anhum.
Maka dengan cepat Tsabit bin Arqam mengangkat bendera dan memberikannya kepada
Khalid.
Awalnya Khalid menolak
karena merasa tidak pantas. Namun Tsabit meyakinkannya, “Ambillah, karena
engkau lebih tahu dan berpengalaman tentang peperangan dibanding aku.” Semua
pasukan setuju Khalid mengambil alih komando pasukan.
Khalid mengambil bendera
lalu memimpin kaum Muslimin.
Dengannya Allah menyelamatkan pasukan. Khalid berkata, “Aku telah mematahkan
sembilan pedang musuh. Semuanya patah di tanganku kecuali pedang dari Yaman
(Pedang yang lebar mata pedangnya). Karena peristiwa inilah Rasulullah
memberinya julukan Saifullah, Sang
Pedang Allah.
Keutamaan Khalid bin Walid
Sahabat Rasulullah yang masuk Islam tahun 8 Hijriah.
Rasulullah
memberinya julukan Saifullah al-Maslul (pendang Allah yang terhunus).
Berasal
dari klan Makzhum, salah satu klan terhormat di Mekah.
Setelah
masuk Islam, ia terus berjuang bersama Rasulullah.
Memerangi
para murtaddin setelah Rasulullah wafat.
Menjadi
komandan perang di masa Khalifah Abu Bakar.
Membebaskan
negara Persia.
Membebaskan
wilayah Syam.
0 komentar:
Posting Komentar