03.16 -
Sejarah Islam
No comments
Cordoba, Pusat Peradaban Islam Spanyol
Cordoba Ibu Kota Andalusia |
Pada abad pertengahan, Islam pernah berkuasa di Eropa yakni Andalusia. Di negeri yang sekarang menjadi Spanyol dan Portugal itu ummat Islam membangun peradaban maju yang berpusat di Cordoba.
Cordoba atau Cordova adalah sebuah kota di
Spanyol yang terletak di atas Sungai Guadalquivir, di dataran luas dan subur di
kaki Gunung Sierra Morena. Sebelum ummat Islam berkuasa, kota ini dan Andalusia
secara umumnya di kuasai oleh bangsa Goth. Bangsa Goth menjadikan Toledo
sebagai ibu kota pemerintahannya.
Barulah setelah ummat Islam berkuasa, Cordoba
dijadikan ibu kota pemerintahan oleh penguasa muslim bernama Abdurrahman
Ad-Dakhil atau Abdurrahman I. Abdurrahman Ad-Dakhil bernama lengkap Abdurrahman
bin Muawiyah. Ia merupakan keturunan dari Hisyam bin Abdul Malik, khalifah Bani
Umayyah yang pernah berkuasa di Damaskus.
Sejak
Abdurrahman memimpin Andalusia, Cordoba terus mengalami kemajuan. Di sana ummat
Islam hidup rukun dengan orang-orang asli Andalusia yang beragama Nasrani serta
orang-orang Yahudi. Abdurrahman Ad-Dakhil membangun Masjid Agung Cordoba (Le
Mezquita) dan menjadikannya sebagai pusat pendidikan. Di masa Abdurrahman
Ad-Dakhil jumlah masjid di Cordoba mencapai 490 buah kemudian bertambah menjadi
3.837. Rumah rakyat berjumlah 213.007 buah. Kalangan petinggi 60.300 buah.
Tempat usaha sebanyak 80.455 buah dan jumlah pemandian umum 900 buah.
Cordoba
mencapai masa kejayaan di masa khalifah Abdurrahman an-Nashir. Di masa Khalifah
An-Nashir, Cordoba menyaingi Konstantinopel ibu kota Byzantium dan Baghdad ibu
kota Daulah Abbasiyah hingga orang-orang barat menyebut kota ini sebagai
Permata Dunia.
Pembangunan Cordoba mengalami peningkatan di
masa Khalifah an-Nashir. Di masanya jumlah penduduk Cordoba mencapai 500.000
jiwa. Cordoba menjadi kota dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia
setelah Baghdad dengan jumlah 2 juta jiwa. Sementara saat itu warga Paris,
Prancis, baru berjumlah sekitar 38.000 jiwa. Perbedaan yang sangat jauh.
Seorang
saudagar Mosul datang ke Cordoba tahun 961 M. ketika menggambarkannya ia
mengatakan: “Kota di Andalusia yang
paling besar adalah Cordoba. Di kawasan barat (Eropa) tidak ada kota yang
serupa dengannya dari banyaknya penduduk dan luas daerah. Dikatakan bahwa
Cordoba seperti salah satu sisi Baghdad. Jika tidak seperti itu, maka ia mirip
dengannya. Kota Cordoba dibentengi dengan pagar tembok yang berbahan batu.
Pintu masuknya ada dua melalui pagar tersebut.”
“Bangunan-bangunannya
padat yang meliputinya dari arah timur, utara, barat, dan selatan. Kota ini
mengarah ke lembahnya. Dan di atas lembah ini terdapat tempat yang sangat ramai
dengan pasar dan aktivitas ekonomi. Adapun tempat tinggal masyarakat umum
berada di daerah yang ditanami banyak pohon. Secara umum penduduknya
orang-orang yang berharta dan pengusaha.”
Masjid
Agung Cordoba
Masjid Cordoba atau Mezquita didirikan di atas reruntuhan Gereja Katolik peninggalan
Kerajaan Goth. Pada tahun 786, Abdurrahman I lalu membeli lahan termasuk gerejanya
lalu mendirikan masjid Cordoba di atas reruntuhan gereja Goth. Abdurrahman I
menjadikan Masjid Agung Cordoba sebagai masjid terbaik di dunia. Tidak ada yang
menyerupainya kemegahan dan keindahannya.
Interior Masjid Cordoba |
Jumlah tiang yang menopang bangunan masjid
sebanyak 1.293 tiang. Ribuan tiang tersebut dihubungkan dengan
lengkungan-lengkungan tapal kuda yang bermotif geometris berwarna merah putih
selang seling.
Masjid ini semakin diperbesar dan diperluas
setelah masa Abdurrahman I. Abdurrahman II membangun menara di sebelah utara.
Kemudian di masa Al-Hakam II, bangunan masjid diperbesar dan ditambahkan
mihrab. Sayangnya, setelah
kejatuhan umat Islam Andalusia, masjid ini beralih fungsi menjadi gereja
Kathedral.
Universitas
Terbaik di Eropa
Masjid
Cordoba yang menjadi tempat kegiatan intelektual, juga difungsikan menjadi
Universitas Cordoba di masa Khalifah Abdurrahman An-Nashir. Di Universitas
Cordoba semua cabang ilmu pengetahuan diajarkan. Pengajar-pengajarnya merupakan
para pakar dalam bidangnya.
Pada masa Al-Hakam II Universitas Cordova
berkembang dan meraih keunggulan di antara lembaga-lembaga pendidikan di dunia.
Ia melebihi Al-Azhar Kairo dan Nizhamiyah di Baghdad. Universitas ini menarik
minat para pelajar Muslim dan Kristen tidak hanya dari Spanyol tetapi juga dari
wilayah-wilayah lain di Eropa, Afrika, dan Asia.
Karena universitas inilah Cordoba menjadi
terkenal di mata dunia sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Eropa banyak yang datang ke Spanyol untuk belajar di berbagai
universitas yang tersebar di Spanyol.
0 komentar:
Posting Komentar