Sabtu, 13 Januari 2018

Cordoba, Pusat Peradaban Islam Spanyol

Cordoba Ibu Kota Andalusia

Pada abad pertengahan, Islam pernah berkuasa di Eropa yakni Andalusia. Di negeri yang sekarang menjadi Spanyol dan Portugal itu ummat Islam membangun peradaban maju yang berpusat di Cordoba.

Cordoba atau Cordova adalah sebuah kota di Spanyol yang terletak di atas Sungai Guadalquivir, di dataran luas dan subur di kaki Gunung Sierra Morena. Sebelum ummat Islam berkuasa, kota ini dan Andalusia secara umumnya di kuasai oleh bangsa Goth. Bangsa Goth menjadikan Toledo sebagai ibu kota pemerintahannya.

Barulah setelah ummat Islam berkuasa, Cordoba dijadikan ibu kota pemerintahan oleh penguasa muslim bernama Abdurrahman Ad-Dakhil atau Abdurrahman I. Abdurrahman Ad-Dakhil bernama lengkap Abdurrahman bin Muawiyah. Ia merupakan keturunan dari Hisyam bin Abdul Malik, khalifah Bani Umayyah yang pernah berkuasa di Damaskus.

Sejak Abdurrahman memimpin Andalusia, Cordoba terus mengalami kemajuan. Di sana ummat Islam hidup rukun dengan orang-orang asli Andalusia yang beragama Nasrani serta orang-orang Yahudi. Abdurrahman Ad-Dakhil membangun Masjid Agung Cordoba (Le Mezquita) dan menjadikannya sebagai pusat pendidikan. Di masa Abdurrahman Ad-Dakhil jumlah masjid di Cordoba mencapai 490 buah kemudian bertambah menjadi 3.837. Rumah rakyat berjumlah 213.007 buah. Kalangan petinggi 60.300 buah. Tempat usaha sebanyak 80.455 buah dan jumlah pemandian umum 900 buah.

Cordoba mencapai masa kejayaan di masa khalifah Abdurrahman an-Nashir. Di masa Khalifah An-Nashir, Cordoba menyaingi Konstantinopel ibu kota Byzantium dan Baghdad ibu kota Daulah Abbasiyah hingga orang-orang barat menyebut kota ini sebagai Permata Dunia.

Pembangunan Cordoba mengalami peningkatan di masa Khalifah an-Nashir. Di masanya jumlah penduduk Cordoba mencapai 500.000 jiwa. Cordoba menjadi kota dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia setelah Baghdad dengan jumlah 2 juta jiwa. Sementara saat itu warga Paris, Prancis, baru berjumlah sekitar 38.000 jiwa. Perbedaan yang sangat jauh.

Seorang saudagar Mosul datang ke Cordoba tahun 961 M. ketika menggambarkannya ia mengatakan: “Kota di Andalusia yang paling besar adalah Cordoba. Di kawasan barat (Eropa) tidak ada kota yang serupa dengannya dari banyaknya penduduk dan luas daerah. Dikatakan bahwa Cordoba seperti salah satu sisi Baghdad. Jika tidak seperti itu, maka ia mirip dengannya. Kota Cordoba dibentengi dengan pagar tembok yang berbahan batu. Pintu masuknya ada dua melalui pagar tersebut.”

“Bangunan-bangunannya padat yang meliputinya dari arah timur, utara, barat, dan selatan. Kota ini mengarah ke lembahnya. Dan di atas lembah ini terdapat tempat yang sangat ramai dengan pasar dan aktivitas ekonomi. Adapun tempat tinggal masyarakat umum berada di daerah yang ditanami banyak pohon. Secara umum penduduknya orang-orang yang berharta dan pengusaha.”

Masjid Agung Cordoba

Masjid Cordoba atau Mezquita didirikan di atas reruntuhan Gereja Katolik peninggalan Kerajaan Goth. Pada tahun 786, Abdurrahman I lalu membeli lahan termasuk gerejanya lalu mendirikan masjid Cordoba di atas reruntuhan gereja Goth. Abdurrahman I menjadikan Masjid Agung Cordoba sebagai masjid terbaik di dunia. Tidak ada yang menyerupainya kemegahan dan keindahannya.

Interior Masjid Cordoba
Jumlah tiang yang menopang bangunan masjid sebanyak 1.293 tiang. Ribuan tiang tersebut dihubungkan dengan lengkungan-lengkungan tapal kuda yang bermotif geometris berwarna merah putih selang seling.

Masjid ini semakin diperbesar dan diperluas setelah masa Abdurrahman I. Abdurrahman II membangun menara di sebelah utara. Kemudian di masa Al-Hakam II, bangunan masjid diperbesar dan ditambahkan mihrab. Sayangnya, setelah kejatuhan umat Islam Andalusia, masjid ini beralih fungsi menjadi gereja Kathedral.

Universitas Terbaik di Eropa

Masjid Cordoba yang menjadi tempat kegiatan intelektual, juga difungsikan menjadi Universitas Cordoba di masa Khalifah Abdurrahman An-Nashir. Di Universitas Cordoba semua cabang ilmu pengetahuan diajarkan. Pengajar-pengajarnya merupakan para pakar dalam bidangnya.

Pada masa Al-Hakam II Universitas Cordova berkembang dan meraih keunggulan di antara lembaga-lembaga pendidikan di dunia. Ia melebihi Al-Azhar Kairo dan Nizhamiyah di Baghdad. Universitas ini menarik minat para pelajar Muslim dan Kristen tidak hanya dari Spanyol tetapi juga dari wilayah-wilayah lain di Eropa, Afrika, dan Asia.


Karena universitas inilah Cordoba menjadi terkenal di mata dunia sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Orang-orang Eropa banyak yang datang ke Spanyol untuk belajar di berbagai universitas yang tersebar di Spanyol.

0 komentar:

Posting Komentar