15.42 -
Sejarah Islam
No comments
Pengaruh Budaya Arab-Islam di Eropa Abad Pertengahan
Jika membuka lembaran-lembaran
sejarah Islam, kita akan dapati fakta kebalikan dari apa yang terjadi pada hari
ini. Bila hari ini umat Islam banyak yang terpengaruh oleh budaya orang-orang
di luar Islam baik dari gaya
hidup
(life style), cara berpakaian, berbicara, dan pola pikir, maka pada masa
kejayaan Islam orang-orang non-muslim banyak yang terpengaruh oleh umat Islam.
Andalusia
Islam pernah memimpin dan berjaya di
Andalusia yang pada hari ini mencakup wilayah Spanyol dan Portugal selama
hampir 800 tahun. Di mulai dari penaklukan Thariq bin Ziyad pada tahun711
hingga jatuhnya Daulah Bani Ahmar di Granada tahun 1492 di tangan pasukan
Salib.
Masuknya Islam di Andalusia membawa
perubahan besar bagi penduduk Andalusia. Di bawah naungan Islam, Andalusia
tampil sebagai negeri berperadaban. Cordoba sebagai ibu kota Andalusia
mengungguli Konstantinopel, bahkan menjadi penyaing utama Baghdad di Timur.
Perpustakaan-perpustakaan tersebar di
setiap kota. Sekolah-sekolah dan universitas peradaban banyak dibangun sehingga
melahirkan para sarjana dan ilmuwan kelas wahid. Kepopularannya mengundang para
pelajar dari negeri-negeri Eropa ramai mendatanginya untuk menimba ilmu.
Tampilnya umat Islam sebagai pembangun
peradaban banyak mempengaruhi orang-orang pribumi Andalusia. Asimilasi budaya
pun terjadi. Jika pada hari ini sering kita dapati umat Islam bangga mengikuti
gaya hidup orang-orang non-muslim (Barat khususnya), maka di Andalusia pada
masa kejayaan Islam orang-orang non-muslim banyak yang terpengaruh gaya hidup
umat Islam.
Orang-orang Kristen Andalusia merasa
bangga ketika mengenakan pakaian khas Arab-Islam seperti jubah dan surban. Para
wanitanya mengenakan pakaian yang menutupi aurat layaknya wanita muslimah.
Mereka juga berkhitan sebagaimana umat Islam, tidak mengonsumsi daging babi,
dan tidak meminum khamr.
Selain itu mereka juga menggunakan
bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari dan pandai melantunkan syair-syair
Arab. Kecintaan mereka pada bahasa al-Qur’an ini menjadikan mereka lupa pada
bahasa asli mereka sendiri. Orang-orang yang tidak menggunakan bahasa Arab
mereka anggap sebagai orang terbelakang dan ketinggalan zaman.
Orang-orang Kristen yang terpengaruh
dengan budaya Arab-Islam ini dikenal dengan Kristen Mozarab. Ketika
wilayah-wilayah Islam di Andalusia direbut oleh kaum Salib, orang-orang Kristen
Mozarab tetap hidup dalam budaya dan cara hidup islami. Pada hari ini
gereja-gereja Mozarab (Mozarabic Churchs) masih bisa dijumpai di beberapa
kota di Spanyol. Di antaranya gereja San Miguel de Escalada dan Santiago
Penalba di Leon, San Juan de La Pena di Aragon, dan Santa Maria de Marquet di
Barcelona.[i]
Bangunan gereja tersebut mengikuti seni arsitektur Masjid Agung Cordoba.
Sisilia
Sisilia adalah pulau terbesar di Laut
Tengah (Mediterranean Sea)
dan masuk dalam wilayah Italia. Palermo adalah ibu kotanya. Di masa silam
Sisilia pernah menjadi wilayah kekuasaan umat Islam lebih dari 200 tahun. Mula-mula
oleh Dinasti Aghlabiyah, lalu orang-orang Syiah Fatimiyah dan Daulah Kalbiyah. Namun, pada tahun 1091, orang-orang Norman berhasil
merebut seluruh wilayah Sisilia dari umat Islam.
Sebagaimana di Andalusia, orang-orang
Kristen Sisilia juga terpengaruh oleh budaya Arab-Islam yang memang merupakan
budaya dan peradaban paling maju saat itu. Hal itu disaksikan oleh pakar
geografi dan pengelana muslim terkenal bernama Ibn Jubair ketika mengunjungi
Sisilia tahun 1184. Ia menyaksikan di
kota Palermo wanita-wanita Kristen memakai hijab layaknya wanita muslimah.
Pengaruh budaya itu juga dialami oleh
raja-raja Norman. Para raja Norman selalu mengenakan jubah layaknya orang Arab
dengan dihiasi motif-motif Arab. Mereka menggunakan gelar-gelar Arab. Raja
Roger II misalnya, ia menggunakan gelar al-Mu’taz Billah. Penerusnya
William I memiliki gelar al-Hadi Biamrillah, dan Willian II bergelar al-Musta’iz
Billah.
Mereka banyak mengangkat penasehat dan
pegawai kerajaan dari kalangan umat Islam-Arab. Di antaranya adalah geografer
ternama, Muhammad bin Muhammad al-Idrisi (w.1166). Al-Idrisi membuat peta dunia
(globe) dan menulis sebuah kitab berjudul Nuzhah al-Musytaq fi Ikhtiraq
al-Afaq, yang lebih dikenal sebagai “Kitab Roger” (Kitab Ar-Rujari) yang ia
persembahkan untuk Raja Roger II.
Raja-raja Norman sangat memperhatikan
perkembangan keilmuan di Sisilia. Jika mereka tidak mengetahui suatu hal maka
mereka bertanya kepada para sarjana muslim. Frederick II contohnya, selalu
menanyakan masalah matematika dan filsafat kepada para sarjana muslim. Ia
memberi perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Sisilia. Di
antara usahanya adalah mendirikan Universitas Naples pada tahun 1224 yang
menjadi universitas tertua di Eropa. Dan sesaat sebelum tutup usia, Frederick II
meminta untuk dikuburkan dengan menggunakan kain kafan. Tidak mengherankan jika
raja-raja Norman disebut dengan “Sultan Kristen Sisilia” atau “Sultan-sultan
yang dibaptis”.
Oleh: Mahardy Purnama
[i] untuk melihat
gereja-gereja peninggalan kristen mozarab
(mozarabic church) di Spanyol silahkan buka: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mozarabic_art_and_architecture
0 komentar:
Posting Komentar