Senin, 22 Desember 2014

Islam yang Asing

“Islam awalnya dalam keadaan asing” Sabda baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam suatu ketika, “kemudian akan kembali asing sebagaimana awalnya” Lanjut beliau.

Ketika SMA dulu, masa-masa awal mulai rutin shalat di masjid ada satu kisah yang sampai sekarang masih teringat dalam memoriku. Di tengah perjalanan menuju masjid, aku bertemu dengan seorang teman yang juga menuju ke masjid. Dia memakai baju kaos dan celana pendek. Ketika sampai di masjid, dia mengeluarkan sarungnya yang diselipkannya di celana belakangnya.

Aku cukup kaget. Sebelumnya saya pikir dia tidak datang shalat.

Malu dilihat orang-orang?

Semestinya orang yang tidak shalat yang harus malu.

Mengingatkan kita pada kondisi 5 tahun pertama dakwah Islam di Mekah. Ketika itu tidak ada yang berani shalat di sekeliling Ka’bah karena takut ancaman orang-orang Musyrik Mekah. Hal ini terjadi sampai Umar ibn Khattab masuk Islam pada tahun ke-6 kenabian.

Bedanya, generasi dahulu tidak shalat di rumah Allah karena takut akan keselamatan dirinya dari ancaman dari orang-orang Musyrik. Generasi sekarang malu dengan sesama umat Islam.

Malu dibilang alim (shalih).

Kisah kedua, dari kisah seorang teman ketika melakukan safar ke luar kota. Ketika sampai di sebuah desa dia berhenti sejenak dan singgah di sebuah masjid. Masjid yang tampak tak terurus karena rumput liar yang lebat di sekitarnya. Karena telah masuk waktu shalat dhuhur, dan tak ada tanda-tanda warga datang shalat, akhirnya dia menyalakan sendiri mic-nya dan mengumandangkan adzan. Setelah adzan terkejutnya dia melihat di sekitar masjid sebagian orang memandangnya dari balik jendela. Pemandangan aneh menurut mereka.

Asing. Ini mungkin salah satu contoh terasingnya Islam pada sabda Rasulullah di atas.

Bagaimanapun ini kisah lama. Dulu sekali. Dan saya yakin sekarang umat Islam telah menyadari kewajibannya. Islam telah tersebar hingga ke pelosok. Jilbab bukanlah hal asing lagi di tengah masyarakat, bahkan sekarang telah menjadi trend.


Hanya saja masjid masih sering terlihat sunyi dan sepi terutama di waktu subuh. Padahal dari bangunan suci bernama masjid ini peradaban Islam dibangun. Bermula dari sini istana-istana Romawi runtuh. Bermula dari sini istana Persia hancur berikut peradabannya yang pernah bertahan selama ratusan tahun. 

0 komentar:

Posting Komentar