06.12 -
Kisah
No comments
Kisah Sungai Nil dan Khalifah Umar ibn Al-Khatthab
Mesir dapat ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 20
Hijriyah, di masa pemerintahan Khalifah Umar ibn al-Khattab -Radhiyallahu anhu-. Ia mengutus Amr ibn
Ash -Radhiyallahu anhu- sebagai
pemimpin pasukan ke negeri Fir’aun tersebut.
Ada satu kisah yang menakjubkan terjadi pada saat itu. Suatu
saat penduduk Mesir datang menemui ‘Amr ibn al-Ash. Pada saat itu telah masuk
bulan yang dianggap sakral oleh mereka. Di bulan itu sungai Nil mengering
sementara Nil adalah sumber kehidupan mereka.
“Wahai gubernur, sesungguhnya Nil ini memiliki kebiasaan
dimana dia tidak mengalir kecuali dengan tradisi tersebut”
“Tradisi apakah itu?” ‘Amr ibn al-Ash bertanya.
“Jika masuk tanggal sebelas bulan ini, kami akan mencari seorang
perawan ke rumah orang tua mereka. Lalu kami minta kedua orang tuanya untuk memberikan
perawan itu kepada kami dengan suka rela. Kami hiasi perawan itu dengan baju
dan hiasan yang paling indah, kemudian kami lemparkan dia ke sungai Nil ini.”
“Ini tidak mungkin untuk dilakukan di dalam Islam. karena sesungguhnya
Islam menghapus tradisi lama.” Kata Amr ibn al-Ash.
Lalu mereka melaksanakan apa yang dikatakan oleh Amr ibn
al-Ash. Ternyata sungai Nil mengering dan tidak mengalirkan air sedikit pun
hingga kebanyakan penduduk berencana berhijrah, keluar dari Mesir.
Melihat kondisi tersebut, Amr ibn al-Ash mrasa khawatir, terlebih
orang-orang Mesir belum lama memeluk agama Islam pasca penaklukkan. Akhirnya ia
mengirim surat kepada Khalifah Umar ibn al-Khatab di Madinah. Ia menceritakan keadaan
yang terjadi di Mesir mengenai mengeringnya sungai Nil.
Ketika sampai kabar tersebut kepada Umar, ia membalas surat
gubernurnya itu. Dia berpesan jika telah sampai kepadanya, maka lemparkanlah
surat itu ke sungai Nil.
Surat itupun diterima oleh Amr ibn al-Ash. Ia membukanya,
ternyata di dalamnya berisi tulisan tangan Umar ibn al-Khattab:
Dari hamba Allah, Amir al-Mukminin, Umar ibn al-Khattab. Amma
ba’du.
Jika kau mengalir karena dirimu sendiri maka janganlah kau
mengalir. Namun jika yang mengalirkan airmu adalah Allah, maka mintalah kepada
Allah Yang Mahakuasa untuk mengalirkanmu kembali.”
Amr ibn al-Ash kemudian melemparkan surat tersebut ke sungai
Nil. Dengan izin Allah Nil mengalir kembali. Dengan begitu, Allah telah
menghancurkan tradisi jahiliyyah dari penduduk Mesir hingga hari ini.
Sumber bacaan:
Jalaluddin al-Suyuthi, Tarikh
al-Khulafa (edisi terjemahan) (Cet.10; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013),
h. 146-147.
0 komentar:
Posting Komentar